Sejarah dan Sistem Perekrutan Jugun Ianfu, Wanita Penghibur Tentara Jepang

Mentari DP

Editor

Sejarah Jugun Ianfu.
Sejarah Jugun Ianfu.

Intisari-Online.com - Salah satudampak pendudukan Jepang di Indonesia adalahpara wanitapribumi dipaksa untuk melayani tentara Jepang.

Mereka lalu dijulukiJugun Ianfu atau wanita penghibur yang mengikuti tentara Jepang.

Bagaimana sejarahJugun Ianfu?

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (4/2/2023),julukan ini muncul selama Perang Dunia II.

Menurut catatan, rupanya wanita yang menjadi Jugun Ianfu ini tidak hanya berasal dari Indonesia.

Melainkan dari berbagai negara, seperti Korea, China, Malaya, Filipina, Myanmar, Vietnam, Thailand, hingga wanita-wanita Eropa yang berada di daerah koloni.

Pada masa Perang Dunia II, jumlah Jugun Ianfu diperkirakan mencapai angka 20.000 hingga 30.00 wanita.

Namun beberapa catatan lain ada juga yang menyebut angkanya lebih dari 100.000 wanita. Karena tersebar di berbagai negara.

Pada awalnya, wanita yang bekerja di rumah bordil ini bertujuan untuk mengurangi insiden pemerkosaan.

Jadi dibuatlah layanan wanita penghibur bagi tentara Jepang.

Tujuan lainnya adalah mencegah munculnya penyakit kelamin antara tentara Jepang.

Baca Juga: Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia, Benarkah Memprihatinkan?

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tujuan Jugun Ianfu mulai berubah. Di mana para wanita dipaksa untuk dijadikan budak seksual.

Khususnya wanita yang berada di wilayah jajahan Jepang.

Bahkan korban pertama dari kasus Jugun Ianfu ini adalah wanita Jepang sendiri. Rupanya mereka dipaksa melakukannya. Termasuk diperdagangkan ke seluruh Jepang.

Malahan dikirim ke luar negeri untuk mengikuti tentara Jepang yang bertugas.

Sistem perekrutan

Pada mulanya, sistem perekrutan Jugun Ianfu dilakukan tertutup.

Caranya dengan diambil dari satu desa ke desa lainnya.

Untuk itu, terkadang dibutuhkan bantuan dari camat atau lurah setempat untuk menarik para wanita untuk menjadi Jugun Ianfu.

Akan tetapi, dalam perkembangan zaman, sistem perekrutan Jugun Ianfu berubah menjadi jebakan.

Ya, para wanita awalnya diberitahu bahwa mereka bisa bekerja di pabrik atau restoran. Atau sebagai perawatn di pos terdepan tentara Jepang.

Mereka dijanjikan mendapatkan tempat yang baik, entah itu di Jepang sendiri atau di luar negeri.

Baca Juga: Fakta Lembuswana, Hewan Mitologi yang Menjadi Simbol Kerajaan Kutai

Jika tidak bisa menggunakan jebakan, maka akan digunakan cara kekerasan atau kasar.

Seperti para wanita diculik langsung dari rumah mereka di Jepang.

Ngerinya adalah, tidak ada usia jika itu terkait budah seksual.

Jadi banyak dari pada Jugun Ianfu adalah remaja-remaja perempuan yang mengalami masalah ekonomi atau berpendidikan rendah. Termasuk buta huruf.

Di Indonesia, awalnya Jugun Ianfu terjamin kehidupannya. Tapi pada tahun 1943, Jepang menerapkan peraturan yang cukup ketat untuk Jugun Ianfu di Indonesia.

Dampaknya bsar sekali. Banyak para Jugun Ianfu yang mengalami sakit. Entah itu sakit fisik atau sakit mental.

Ketika Indonesia merdeka dan Jepang pergi, Jugun Ianfu dibebaskan.

Sayangnya, banyak dari mereka tidak diterima lagi oleh pendudukan setempat. Jadi ada yang memilih pergi jauh dari tempat tinggalnya.

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Gagalnya Bangsa Indonesia Mengusir Pendudukan Jepang

Artikel Terkait