Ternyata Seperti Ini Standar Wanita Cantik pada Zaman Hindu-Buddha

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Dewi Sri dianggap sebagai salah satu standar kecantikan wanita zaman Hindu-Buddha.
Dewi Sri dianggap sebagai salah satu standar kecantikan wanita zaman Hindu-Buddha.

Dewi Sri dianggap sebagai salah satu standar kecantikan wanita zaman Hindu-Buddha. Apa saja ciri-ciri wanita cantik zaman itu?

Intisari-Online.ccom -Apa yang membuat perempuan terlihat cantik?

Pertanyaan ini mungkin sering muncul di benak kita, terutama di era modern yang penuh dengan standar kecantikan yang beragam dan berubah-ubah.

Namun, tahukah Anda bahwa standar kecantikan bukanlah hal yang baru?

Sejak zaman kuno, masyarakat sudah memiliki pandangan tersendiri tentang bagaimana bentuk ideal perempuan yang menarik.

Salah satu zaman yang memiliki standar kecantikan yang unik dan menarik adalah zaman hindu-buddha.

Zaman ini merupakan periode sejarah di Indonesia yang berlangsung dari abad ke-4 hingga abad ke-15 Masehi.

Ketika itu Hindu dan Buddha berkembang dan memengaruhi kebudayaan, seni, dan politik di nusantara.

Pada zaman ini, perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan religius.

Serta menjadi inspirasi bagi para seniman untuk menciptakan karya-karya indah.

Lalu, bagaimana ciri-ciri fisik perempuan cantik zaman hindu-buddha yang jarang diketahui? Berikut adalah beberapa di antaranya:

Kulit putih pucat

Seperti halnya di Yunani kuno dan Renaisans Italia, kulit putih pucat dianggap sebagai simbol kemewahan, kemurnian, dan kesucian pada zaman hindu-buddha.

Perempuan yang berkulit putih pucat diasumsikan sebagai perempuan yang tidak perlu bekerja keras di bawah terik matahari, melainkan hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan.

Kulit putih pucat juga berkaitan dengan mitos bahwa kulit putih dapat menyembunyikan kesalahan dan sifat tercela seseorang.

Tubuh berisi, payudara besar, pinggul lebar, dan perut bulat

Ciri-ciri fisik ini menunjukkan kesuburan dan kemampuan melahirkan keturunan yang sehat dan kuat.

Pada zaman hindu-buddha, perempuan dihargai karena perannya sebagai ibu dan istri yang dapat melanjutkan garis keturunan keluarga.

Tubuh berisi juga menandakan kesehatan dan kebahagiaan perempuan tersebut.

Wajah simetris dan proporsional

Wajah yang seimbang dan harmonis dianggap sebagai tanda kecantikan dan kesempurnaan pada zaman hindu-buddha.

Wajah simetris menunjukkan kesehatan fisik dan mental, serta kesejatian jiwa seseorang.

Wajah proporsional menunjukkan keteraturan dan keterkaitan antara bagian-bagian wajah, seperti mata, hidung, mulut, dan dagu.

Rambut ikal atau bergelombang

Rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang paling menonjol dan menarik perhatian pada perempuan.

Pada zaman hindu-buddha, rambut ikal atau bergelombang dianggap sebagai lambang keanggunan dan keindahan perempuan.

Rambut ikal atau bergelombang juga mencerminkan kepribadian perempuan yang dinamis, kreatif, dan ceria.

Tidak ada satu orang atau tokoh tertentu yang menjadi standar kecantikan zaman Hindu-Buddha.

Tetapi ada beberapa ciri-ciri fisik yang dianggap cantik pada zaman tersebut.

Seperti kulit putih pucat, tubuh berisi, wajah simetris, dan rambut ikal.

Beberapa contoh perempuan yang digambarkan sebagai cantik pada zaman Hindu-Buddha adalah dewi-dewi atau tokoh-tokoh mitologi yang diabadikan dalam arca-arca perempuan.

Seperti Dewi Sri, Dewi Parwati, Dewi Durga, Dewi Tara, dan lain-lain.

Artikel Terkait