Ia pun mengikuti Nyai Roro Kidul ke dalam laut dengan syarat ia tidak boleh melihat ke belakang. Namun, di tengah perjalanan ia melanggar janjinya dan menoleh ke belakang.
Ia terkejut melihat bahwa rusa yang ia kejar tadi ternyata adalah jelmaan Nyai Roro Kidul.
Akibatnya, Panembahan Senopati tidak bisa sampai ke istana Nyai Roro Kidul. Ia pun terlempar ke pantai dan pingsan.
Ketika ia sadar, ia melihat sebuah batu besar berwarna putih bersih di dekatnya. Batu itu adalah hadiah dari Nyai Roro Kidul sebagai tanda cinta dan maafnya. Batu itu juga memiliki kekuatan untuk membantu Panembahan Senopati dalam memimpin Mataram.
Panembahan Senopati pun membawa batu itu ke Kotagede, ibukota Mataram saat itu. Ia meletakkan batu itu di halaman istananya dan menjadikannya sebagai tempat bermeditasi dan memohon petunjuk dari Tuhan.
Dengan bantuan batu itu, Panembahan Senopati mampu mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi Mataram. Ia juga berhasil menundukkan kerajaan-kerajaan lain yang menjadi lawan atau bawahan Mataram.
Meskipun tidak bisa bersatu secara fisik, Panembahan Senopati dan Nyai Roro Kidul tetap menjalin hubungan cinta yang erat secara spiritual. Mereka sering bertemu dalam mimpi atau meditasi.
Nyai Roro Kidul juga selalu memberikan dukungan dan perlindungan kepada Panembahan Senopati dan kerajaannya. Ia juga menjadi istri simbolis bagi para raja Mataram selanjutnya.
Baca Juga: Legenda Ratu Laut Selatan Jawa: Nyi Blorong dan Nyi Roro Kidul Bukan Sosok yang Sama?
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR