Intisari-online.com -Menurut legenda, Panembahan Senopati dan Nyai Roro Kidul adalah sepasang kekasih yang berperan besar dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam.
Mereka memiliki kisah cinta yang penuh dengan liku-liku, romansa, dan keajaiban.
Bagaimana kisah cinta mereka? Berikut ini penjelasannya berdasarkan mitos dan legenda masyarakat Jawa.
Panembahan Senopati adalah pendiri Kerajaan Mataram Islam yang memerintah pada tahun 1587-1601. Ia adalah anak dari Ki Ageng Pemanahan, seorang pengawal Sultan Hadiwijaya dari Pajang.
Ia juga dikenal sebagai Danang Sutawijaya atau Raden Bagus Dananjaya. Ia sukses membebaskan Mataram dari Pajang dan mengembangkan wilayahnya hingga meliputi sebagian besar Jawa Tengah dan Timur.
Panembahan Senopati juga terkenal sebagai raja yang memiliki ilmu gaib dan kesaktian yang luar biasa, berkat bimbingan para wali dan hubungannya dengan Nyai Roro Kidul.
Nyai Roro Kidul adalah ratu laut selatan yang elok rupanya. Ia adalah penguasa roh-roh laut yang tinggal di Samudra Kidul atau Samudra Hindia.
Ia juga dikenal sebagai Dewi Kadita, putri dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran yang kena kutukan sehingga kulitnya menjadi busuk dan ia lari ke laut.
Kisah cinta Panembahan Senopati dan Nyai Roro Kidul bermula ketika Panembahan Senopati sedang berburu di hutan Samigaluh.
Ia melihat seekor rusa yang cantik dan mengejarnya sampai ke pinggir pantai selatan. Di sana ia bertemu dengan Nyai Roro Kidul, yang sebenarnya adalah rupa rusa tersebut.
Nyai Roro Kidul terpikat dengan ketampanan dan kegagahan Panembahan Senopati. Ia pun mengundangnya ke istananya di dasar laut untuk menjadi suaminya.
Panembahan Senopati mulanya bimbang, tetapi akhirnya ia terbuai oleh godaan Nyai Roro Kidul.
Ia pun mengikuti Nyai Roro Kidul ke dalam laut dengan syarat ia tidak boleh melihat ke belakang. Namun, di tengah perjalanan ia melanggar janjinya dan menoleh ke belakang.
Ia terkejut melihat bahwa rusa yang ia kejar tadi ternyata adalah jelmaan Nyai Roro Kidul.
Akibatnya, Panembahan Senopati tidak bisa sampai ke istana Nyai Roro Kidul. Ia pun terlempar ke pantai dan pingsan.
Ketika ia sadar, ia melihat sebuah batu besar berwarna putih bersih di dekatnya. Batu itu adalah hadiah dari Nyai Roro Kidul sebagai tanda cinta dan maafnya. Batu itu juga memiliki kekuatan untuk membantu Panembahan Senopati dalam memimpin Mataram.
Panembahan Senopati pun membawa batu itu ke Kotagede, ibukota Mataram saat itu. Ia meletakkan batu itu di halaman istananya dan menjadikannya sebagai tempat bermeditasi dan memohon petunjuk dari Tuhan.
Dengan bantuan batu itu, Panembahan Senopati mampu mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi Mataram. Ia juga berhasil menundukkan kerajaan-kerajaan lain yang menjadi lawan atau bawahan Mataram.
Meskipun tidak bisa bersatu secara fisik, Panembahan Senopati dan Nyai Roro Kidul tetap menjalin hubungan cinta yang erat secara spiritual. Mereka sering bertemu dalam mimpi atau meditasi.
Nyai Roro Kidul juga selalu memberikan dukungan dan perlindungan kepada Panembahan Senopati dan kerajaannya. Ia juga menjadi istri simbolis bagi para raja Mataram selanjutnya.
Baca Juga: Legenda Ratu Laut Selatan Jawa: Nyi Blorong dan Nyi Roro Kidul Bukan Sosok yang Sama?