Intisari-online.com -Indonesia adalah negara maritim yang memiliki banyak suku bangsa yang hidup di sekitar perairan.
Beberapa suku tersebut memiliki tradisi dan keahlian sebagai penjelajah samudra yang perkasa dan berdagang dengan berbagai bangsa di dunia.
Inilah empat suku asli Indonesia yang dikenal sebagai raja lautan.
1. Suku Bajo
Suku Bajo adalah etnis asal Asia Tenggara yang memiliki karakteristik kemaritiman cukup kental.
Saat ini mereka tersebar di beberapa wilayah perairan Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara, hingga ke pantai timur Sabah (Malaysia) dan Kepulauan Sulu (Filipina).
Suku Bajo hidup di rumah-rumah panggung di atas laut dan menggunakan perahu sebagai alat transportasi dan mencari nafkah.
Mereka ahli dalam memancing, menjaring, dan memanah ikan. Mereka juga belajar budidaya beberapa komoditas bahari seperti lobster, ikan kerapu, atau udang.
Suku Bajo dulu dikenal sebagai perompak, tetapi kemudian menjadi sekutu dan penjaga wilayah perairan kerajaan-kerajaan Melayu seperti Sriwijaya, Malaka, dan Johor.
2. Suku Bugis
Suku Bugis adalah salah satu suku terbesar di Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Kekuatan Armada Laut Indonesia Nomor Satu di Dunia: Ini Faktanya?
Suku Bugis memiliki reputasi sebagai penjelajah samudra yang hebat dengan kapal pinisi mereka.
Kapal pinisi adalah kapal layar tradisional yang dibuat dari kayu dengan dua tiang layar segitiga.
Dengan kapal pinisi, orang Bugis banyak melakukan hubungan dagang dengan banyak bangsa di seluruh dunia.
Mereka juga terlibat dalam peperangan laut melawan penjajah Belanda dan Inggris.
Sejarah dan budaya orang Bugis tercatat dalam karya sastra klasik La Galigo, buku terpanjang di dunia yang berisi kisah orang Bugis di masa lalu.
3. Suku Laut
Suku Laut atau Orang Laut adalah suku bangsa yang menghuni Kepulauan Riau, Indonesia.
Mereka hidup berpindah-pindah dari pulau ke pulau atau muara sungai dengan menggunakan sampan sebagai rumah mereka.
Mereka juga dikenal dengan nama-nama lain seperti Orang Mantang, Orang Tambus, Orang Mapor, atau Bajau.
Untuk menafkahi hidup, mereka mencari ikan dengan peralatan sederhana seperti tempuling, tombak, dan serampang.
Suku Laut mulai menghuni wilayah Melayu-Lingga sejak 2500-1500 SM sebagai bangsa Melayu Tua (Proto Melayu).
Baca Juga: Seenak Udel Masuk Ke Perairan Negara Lain, Kapal Perang AS Diusir Militer China
Secara historis, Orang Laut dulunya adalah perompak, tetapi berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor sebagai penjaga selat-selat, pengusir bajak laut, pemandu pedagang, pasukan perang, dan penyedia kebutuhan laut bagi pihak kesultanan.
4. Suku Mandar
Suku Mandar adalah suku bangsa yang berasal dari Sulawesi Barat. Suku Mandar memiliki tradisi kemaritiman yang kuat sejak zaman dahulu.
Mereka menggunakan kapal sandeq sebagai alat transportasi dan perdagangan antar pulau. Kapal sandeq adalah kapal layar tradisional yang ramping dan cepat dengan satu tiang layar segitan.
Kapal sandeq memiliki layar segitiga yang melekat pada tiang bambu sebagai simbol keharmonisan hubungan manusia dan Sang Pencipta.
Suku Mandar dulu berdagang dengan berbagai bangsa di dunia menggunakan kapal sandeq. Mereka juga mengadakan festival sandeq race setiap tahun untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia.