Kekuatan Armada Laut Indonesia Nomor Satu di Dunia: Ini Faktanya?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Indonesia dan India Patroli Bersama di Perairan Aceh, TNI AL Kerahkan KRI Cut Nyak Dien.
Indonesia dan India Patroli Bersama di Perairan Aceh, TNI AL Kerahkan KRI Cut Nyak Dien.

Intisari-online.com - Indonesia adalah negara maritim yang memiliki wilayah laut lebih luas dari daratan.

Oleh karena itu, Indonesia harus memiliki angkatan laut yang kuat dan mampu menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perairannya.

Ternyata, kekuatan armada laut Indonesia tidak hanya kuat di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga di dunia.

Menurut data Global Firepower (GFP), sebuah lembaga pemeringkatan kekuatan militer dunia, Indonesia menempati peringkat keenam dalam daftar kekuatan armada laut dunia tahun 2023.

Indonesia memiliki skor 324 yang mengalahkan Italia dengan skor 313.

Skor ini dihitung berdasarkan jumlah dan jenis kapal perang yang dimiliki oleh suatu negara.

Salah satu faktor yang membuat kekuatan armada laut Indonesia nomor satu di dunia adalah jumlah merchant marine atau kapal niaga yang dapat beroperasi di masa damai maupun perang.

Merchant marine berperan penting dalam menambah daya tembak angkatan laut suatu negara karena dapat mengangkut tentara, kendaraan, persediaan, dan lain-lain ke titik mana saja di dunia.

Indonesia memiliki 9.879 unit merchant marine yang merupakan jumlah terbanyak di dunia.

Jumlah ini jauh melampaui Panama dengan 7.860 unit, Cina dengan 5.594 unit, Jepang dengan 5.017 unit, dan Amerika Serikat (AS) dengan 3.673 unit.

Selain merchant marine, Indonesia juga memiliki kapal perang berbagai jenis dan fungsi untuk menjaga wilayah lautnya yang luas dan strategis.

Baca Juga: 4 Peristiwa Sejarah di Indonesia yang Terjadi pada Bulan Ramadhan: Dari Kongres Boedi Oetomo Hingga Agresi Militer Belanda

Berdasarkan data GFP tahun 2021, Indonesia memiliki tujuh kapal fregat, 24 kapal korvet, lima kapal selam, 179 kapal patroli, dan sepuluh kapal penyapu ranjau.

Kapal-kapal perang tersebut dilengkapi dengan sistem senjata canggih seperti rudal anti-kapal dan anti-pesawat udara, torpedo bawah air, meriam kaliber besar dan kecil, serta helikopter tempur atau anti-kapal selam.

Indonesia juga terus meningkatkan kualitas dan kuantitas alutsista atau alat utama sistem senjata angkatan lautnya melalui program modernisasi dan pembelian dari dalam maupun luar negeri.

Beberapa contoh alutsista baru yang dimiliki atau akan dimiliki oleh angkatan laut Indonesia antara lain:

- Kapal selam Chang Bogo Class dari Korea Selatan

- Kapal selam Nagapasa Class hasil kerjasama antara Korea Selatan dan PT PAL

- Kapal selam Type 209/1400 dari Jerman

- Kapal fregat Iver Huitfeldt Class dari Denmark

- Kapal fregat Sigma Class hasil kerjasama antara Belanda dan PT PAL

- Kapal korvet KCR-60M hasil produksi PT PAL

- Kapal korvet KCR-40 hasil produksi PT PAL

Baca Juga: Misteri Hilangnya 5 Pesawat Militer Amerika Serikat di Segitiga Bermuda

- Kapal patroli PC-40 hasil produksi PT Caputra Mitra Sejati

Dengan adanya alutsista-alutsista baru tersebut, diharapkan kekuatan armada laut Indonesia semakin solid dan tangguh dalam menghadapi ancaman maupun tantangan di masa depan.

Meskipun memiliki kekuatan armada laut yang nomor satu di dunia, Indonesia tidak boleh lengah dan puas diri.

Indonesia masih harus menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang dapat mengancam kedaulatan dan keamanan wilayah lautnya.

Beberapa tantangan dan masalah yang dihadapi oleh angkatan laut Indonesia antara lain:

- Konflik perbatasan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Timor Leste yang sering terjadi karena klaim wilayah atau sumber daya alam.

- Ancaman terorisme dan radikalisme yang dapat menyerang fasilitas strategis atau kapal-kapal sipil maupun militer di perairan Indonesia.

- Penyelundupan narkoba, senjata, manusia, atau barang ilegal lainnya yang dapat merusak stabilitas sosial dan ekonomi Indonesia.

- Pembajakan kapal atau perompakan laut yang dapat merugikan perekonomian dan kepentingan nasional Indonesia.

- Pencemaran lingkungan laut akibat limbah industri, pertambangan, pertanian, atau kecelakaan kapal yang dapat merusak ekosistem dan biodiversitas laut Indonesia.

- Perubahan iklim global yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut, bencana alam seperti tsunami atau badai tropis, serta kerusakan terumbu karang yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat pesisir dan nelayan.

Artikel Terkait