C. Fungsi Ogoh Ogoh
Ogoh-ogoh memiliki beberapa fungsi penting dalam perayaan Hari Raya Nyepi.
Fungsi pertama adalah sebagai media pengusiran roh-roh jahat atau bhuta kala dari lingkungan desa atau kota.
Dengan membawa obor api dan suara gamelan bleganjur yang keras dan riuh rendah,
para peserta pawai berharap dapat menakut-nakuti roh-roh jahat tersebut agar tidak mendekati wilayah mereka.
Fungsi kedua adalah sebagai media penyucian diri bagi umat Hindu sebelum menjalani hari suci Nyepi.
Dengan membakar patung-patung Bhuta Kala setelah diarak mengelilingi desa atau
kota, umat Hindu percaya bahwa mereka telah membebaskan diri dari pengaruh negatif Bhuta Kala dan siap untuk memasuki tahun baru Saka dengan hati yang bersih dan suci.
Fungsi ketiga adalah sebagai media ekspresi seni dan kreativitas bagi masyarakat Bali. Dengan membuat ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran, masyarakat Bali dapat menunjukkan bakat dan kemampuan mereka dalam bidang seni ukir kayu atau bambu.
Selain itu, ogog-ogoh juga menjadi ajang kompetisi antara desa-desa atau kelompok-kelompok pemuda untuk membuat patung-patung raksasa yang paling unik dan menarik.
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung boneka yang dibuat menyerupai raksasa (bhuta) dan diarak dalam pawai jelang Hari Raya Nyepi. Ogog-ogoh menggambarkan wujud Bhuta Kala, yaitu kekuatan alam semesta dan waktu yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Ogoh-ogoh memiliki sejarah, makna, dan fungsi yang sangat penting dalam perayaan Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh berfungsi sebagai media pengusiran roh-roh jahat atau bhuta kala dari lingkungan desa atau kota, media penyucian diri bagi umat Hindu sebelum menjalani hari suci Nyepi, serta media ekspresi seni dan kreativitas bagi masyarakat Bali.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR