Wanita muda yang masih lajang siap-siap jadi selir ketika China dipimpin oleh Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing.
Intisari-Online.com - Kamu wanita lajang dan cantik dan hidup pada zaman Dinasti Qing, bersiap-siaplah untuk menderita.
Jika kamu termasuk dalam kategori di atas, bersiaplah-siaplah hidup di dalam Kota Terlarang.
Entah sebagai pelayan, entah sebagai selir Kaisar.
Berburu selir sejatinya sudah terjadi sejak Dinasti Jin (265-420 M)—yang berabad-abad lebih tua dibanding Dinasti Qing—yang terkenal dengan sebuta xiunu.
Aturannya: semua wanita muda yang belum menikah harus menjalani proses seleksi xiunu.
Hanya perempuan muda yang sudah menikah dan cacat fisik yang dibebaskan dari aturan tersebut.
Aturan sedikit berubah ketika Dinasti Qing dipimpin oleh Kaisar Shunzhi.
Di mana wanita muda dari keluarga “Delapan Panji” juga dibebaskan dari seleksi xiunu—karena mereka dianggap sebagai penopang di bidang administrasi dan militer.
Wanita-wanita muda yang akan diseleksi itu kemudian dibawa ke Gerbang Shenwu di Kota Terlarang pada hari yang ditentukan untuk dilakukan pengecekan.
Kabarnya mereka masih didampingi orangtua, kepala marga, juga pejabat setempat.
Dari wanita-wanita itu akan dipilih tiga peringkat tertinggi untuk dijadikan selir kekaisaran.
Setelah itu, dimulailah hidup-hidup yang kesepian nan pahit di dalam kaputren kekaisaran.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR