Advertorial

Kecantikan Sebagai Kutukan Alih-alih Kenikmatan, Begini Nasib Wanita Lajang Zaman Dinasti Qing

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Wanita muda yang masih lajang siap-siap jadi selir ketika China dipimpin oleh Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing.
Wanita muda yang masih lajang siap-siap jadi selir ketika China dipimpin oleh Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing.

Wanita muda yang masih lajang siap-siap jadi selir ketika China dipimpin oleh Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing.

Intisari-Online.com -Kamu wanita lajang dan cantik dan hidup pada zaman Dinasti Qing, bersiap-siaplah untuk menderita.

Jika kamu termasuk dalam kategori di atas, bersiaplah-siaplah hidup di dalam Kota Terlarang.

Entah sebagai pelayan, entah sebagai selir Kaisar.

Berburu selir sejatinya sudah terjadi sejak Dinasti Jin (265-420 M)—yang berabad-abad lebih tua dibanding Dinasti Qing—yang terkenal dengan sebuta xiunu.

Aturannya: semua wanita muda yang belum menikah harus menjalani proses seleksi xiunu.

Hanya perempuan muda yang sudah menikah dan cacat fisik yang dibebaskan dari aturan tersebut.

Aturan sedikit berubah ketika Dinasti Qing dipimpin oleh Kaisar Shunzhi.

Di mana wanita muda dari keluarga “Delapan Panji” juga dibebaskan dari seleksi xiunu—karena mereka dianggap sebagai penopang di bidang administrasi dan militer.

Wanita-wanita muda yang akan diseleksi itu kemudian dibawa ke Gerbang Shenwu di Kota Terlarang pada hari yang ditentukan untuk dilakukan pengecekan.

Kabarnya mereka masih didampingi orangtua, kepala marga, juga pejabat setempat.

Dari wanita-wanita itu akan dipilih tiga peringkat tertinggi untuk dijadikan selir kekaisaran.

Setelah itu, dimulailah hidup-hidup yang kesepian nan pahit di dalam kaputren kekaisaran.

Tak hanya terisolasi, mereka juga akan menghadapi kecemburuan antarselir.

Itulah kenapa, kecantikan di zaman itu lebih merupakan kutukan alih-alih sebuah berkah yang diharapkan banyak wanita.

Di dalam Kota Terlarang, selir dilarang keras berhubungan badan dengan siapa pun selain dengan kaisar.

Segala kegiatan yang mereka lakukan juga akan diawasi oleh para kasim yang punya posisi penting di dalam istana.

Mereka diharuskan mandi, bersolek, dan diperiksa secara rutin oleh dokter kerajaan sebelum kaisar mengunjungi kamar tidur mereka.

Para selir punya kamar masing-masing, mereka biasanya mengisi hari-harinya dengan merias diri, belajar menjahit, berlatih kesenian, juga bersosialisasi dengan selir lainnya.

Tapi tak semua selir bisa berhubungan badan dengan kaisar, karena menurut catatan South China Morning Post ada juga selir yang menghabiskan sepanjang hidupnya di istana tanpa sekalipun kontak dengan kaisar.

Begitulah nasib para wanita muda yang hidup di zaman Dinasti Qing: jika kamu cantik, siap-siaplah jadi selir kaisar.

Artikel Terkait