Kemudian, diduga akibat kabut yang menghalangi pandangan, pilot membatalkan upaya pendaratan atau go-around.
Setidaknya sampai penerbang ke petugas mengatur lalu lintas (ATC).
Berdasarkan kesaksian awak pesawat lain, Afriqiyah Airways bergerak turun, menikung, dan hidung mengarah ke bawah.
Kemudian, menabrak ambang landasan 09 hingga berakhir menghantam bumi.
Awak pesawat tidak melaporkan adanya masalah teknis dan medis apapun saat itu.
Bandara Tripoli juga tidak memiliki ILS (instrumental landing system), yang memudahkan pilot untuk landing di tengah visibilitas yang buruk.
Sejumlah stasiun televisi menayangkan lokasi jatuhnya pesawat, ke sebuah lapangan di mana puing-puing berserakan.
Puing terbesar adalah ekor pesawat yang memiliki logo Afriqiah Airways berwana cerah dengan angka "9,9.99".
Dalam kondisi tersebut mustahil ada yang selamat, namun dari 104 penumpang.
Ada satu orang yang selamat dengan korban 103 orang meninggal, ia adalah seorang anak laki-laki.
Menurut laporan, kecelakaan ini disebabkan oleh pilot yang mengabaikan prosedur dan mengalami ilusi somatogravik.
Baca Juga: Misteri Hilangnya 5 Pesawat Militer Amerika Serikat di Segitiga Bermuda
Ilusi somatogravik adalah ilusi yang menyebabkan sensasi vestibular palsu yang ditimbulkan perubahan kecepatan linier, percepatan sudut dan percepatan vertikal.
Ini terjadi akibat perubahan jalur terbang.
Salah satu situasi yang paling mungkin dan berbahaya untuk ilusi ini adalah berkeliling.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR