Agama Islam kemudian menyebar dan berkembang di Jawa pada 674.
Waktu itu, bersamaan dengan kedatangan utusan Arab bernama Ta Cheh/Ta Shi ke Kalingga pada masa Ratu Sima.
Kelebihan dan kelemahan Teori China
Ada beberapa bukti pendukung Teori China.
Pertama, pengaruh budaya dan tradisi China yang kuat pada budaya Sumatera bagian selatan.
Kedua, nama-nama raja Majapahit dan Wali Songo yang menggunakan bahasa China.
Pendiri Kerajaan Demak, Raden Patah, merupakan keturunan Tionghoa dari garis ibunya.
Sultan Demak Panembahan Fatah dalam Kronik Klenteng Sam Po Kong bernama Panembahan Jin Bun.
Atau nama Sultan Trenggana yang disebutkan dengan nama Tung Ka Lo.
Sedangkan Wali Songo, Sunan Ampel dengan nama Bong Swi Hoo, Sunan Gunung Jati dengan nama Toh A Bo.
Ketiga, ada beberapa masjid di Indonesia yang memiliki arsitektur China.
Baca Juga: Benarkah Teori Makkah Jadi Teori Masuknya Islam di Indonesia yang Paling Kuat?
Contoh, Masjid Cheng Ho di Surabaya yang kaya akan ornamen China.
Nama Cheng Ho diambil dari nama Laksamana Cheng Ho yang dipercaya ebagai seorang penjelajah muslim China yang ikut menyebarkan Islam di Indonesia.
Keempat, penulisan gelar raja-raja Islam yang ditulis dengan menggunakan istilah China.
Akan tetapi kelemahan Teori China adalah teori ini tidak menjelaskan bagaimana awal masuknya agama Islam di Indonesia.
Teori ini lebih menjelaskan peranan China dalam datangnya Islam ke Indonesia.
Baca Juga: Alasan Buya Hamka Menolak Teori Gujarat dan Pilih Teori Makkah
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR