Intisari-Online.com - Apakah teori Persia termasuk salah satuteorimasuknya Islam di Indonesia yang paling kuat?
Pertanyaanapakahteori Persia termasuk salah satuteorimasuknya Islam di Indonesia yang paling kuatada dihalaman 128padabukuPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X.
Untuk jawabannya, Anda bisa membukasub bab 1. Masuknya Agama Islam di Indonesiapadahalaman 127.
Khususnya pada bagianc. Teori Persia oleh Prof. Dr. Husein Djajadiningrat.
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa ada berbagai pendapat terkait bagaimana masuknya Islam di Indonesia.
Hal ini dikarenakan tidak ada yang tahu pasti kapan dan siapa yang membawa Islam ke Indonesia.
Tapi kehadiran agama Islam di Indonesia bisa dibuktikan dengan adanyakerajaan-kerajaan yang bercorak Islam.
Soal teori sendiri, ada empat teori masuknya Islam di Indonesia yang paling terkenal.
MenurutAhmad Mansyur Suryanegara dalam buku yang berjudul “Api Sejarah Jilid 1”, yakniTeori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, dan Teori China.
Setiap teori memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Termasuk Teori Persia.
Dilansir dari kompas.com pada Senin (30/1/2023),Teori Persiadicetuskan olehProf. Dr. Husein Djajadiningrat dan didukung olehProf. Umar Amir Husen.
Baca Juga: 5 Teori Masuknya Islam di Indonesia, Mana yang Paling Kuat?
Menurut teori ini, agama Islammasuk dari Persia dan bermazhab Syi’ah.
Penjelasannya dikarenakan padamengeja bacaan huruf Al-Qur`an, terutama di Jawa Barat yang menggunakan ejaan Persia.
Selain itu, menurut Teori Persia, Islam masuk di Indonesiasekitar abad ke-7 hingga ke-13.
Dan para pegadang dari Persia-lah yang disebut pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Sumatera.
Alasannya karena Pulau Sumatera sangat dekat dengan Selata Malaka yang saat itu menjadi pusat perdagangan.
Diketahui Selat Malaka selalu dipenuhi oleh pedagang asing dari berbagai negara. Termasuk pedagang dari Persia.
Oleh karenanya, selagi mereka berdagang, para pedagang Persia ini melakukan penyebaran agama Islam di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan adanya perayaan10 Muharam di Bengkulu dan Sumatera Barat yang dikenal sebagai Tradisi Tabot.
Tradisi ini adalah tradisi untuk mengenangcucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali, ini juga dikenal di Persia.
Kedua karena adanyapersamaan nisan pada makam Malik al-Shalih dan makam Maulana Malik Ibrahim. Keduanya memiliki kemiripan dengan nisan yang ada di Persia.
Ketiga karena adanya kosa kata bahasa Persia di dalam bahasa Melayu.
Baca Juga: Alasan Buya Hamka Menolak Teori Gujarat dan Pilih Teori Makkah
Sayangnya, Teori Persia juga memiliki kelemahan.
Pertama, disebutkan bahwaagama Islammasuk dari Persia dan bermazhab Syi’ah. Tapi sebagian besar orang Persia menggunakannya.
Malahanmayoritas muslim Jawa Barat bermazhab Syafi’i.
Kedua malahanPersia bukanlah wilayah pusat agama Islam.
Ketiga, jumlah pedagang Persia yang di Indonesia masih kalah dengan pedagang Arab, China dan India.
Jadi, jika ditanyaapakahteori Persiatermasuk salah satuteorimasuknya Islam di Indonesia yang paling kuat?
Maka jawabannya tidak. Teori Persia tidak termasukteorimasuknya Islam di Indonesia yang paling kuat.
Baca Juga: Teori Masuknya Islam di Indonesia: Kelebihan dan Kelemahan Teori Gujarat