Namun, dia malah terpesona oleh kecantikannya dan jatuh cinta.
Raja buaya itu menculik salah satu saudari ke dalam guanya. Ia berubah menjadi wujud manusia.
Chalawan berusaha merayu gadis itu dan ketika gadis itu tetap tidak tertarik, ia merapal mantra padanya dan menjadikannya istri.
Seperti yang diceritakan dalam film Krai Thong (2001), sang ayah menawarkan hadiah yang bagus kepada siapa saja yang bisa membunuh buaya dan mengembalikan tubuh putrinya.
Banyak pria telah mencoba, tetapi gagal. Kabar itu pun sampai ke telinga Krai Thong, seorang pemburu buaya dari Provinsi Nonthaburi.
Pemburu buaya itu pun melakukan perjalanan panjang ke Phichit, siap berperang dengan sang raja buaya.
Ia merapal mantra untuk memancing buaya itu keluar dari persembunyiannya.
Dalam pertarungan itu, Chalawan terluka parah dan mundur kembali ke guanya. Tidak ada yang bisa membantunya.
Krai Thong yang pemberani mengikuti Raja Buaya ke dalam gua bawah airnya, menyelesaikan pertarungan dengan pukulan fatal.
Krai Thong menyelamatkan gadis yang diculik itu dan mengembalikannya ke keluarganya, yang tentu saja terkejut dan gembira melihat dia masih hidup.
Krai Thong mendapat banyak hadiah dan buaya siluman itu pun berhenti memburu manusia di Phichit.
Apakah akhir cerita film Krai Thong (2001) persis seperti legenda terkenal itu?
Legenda buaya siluman raksasa ini sendiri bukan hanya menjadi inspirasi film Krai Thong (2001), banyak film dan drama Thailand lainnya yang berdasarkan legenda terkenal ini.
Misalnya Krai Thong (1958), Chalawan (1972), Krai Thong (1980), Krai Thong 2 (1985), hingga The Man Whos Krai Thong (2022).
Baca Juga: Apa Arti Kedaulatan Bagi NKRI? Simak Berikut Ini Penjelasannya
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR