Raja yang sedang menghadapi ancaman bahaya musuh dari luar kemudian meminta bantuan Panji untuk mengusir musuh.
Berkat keperkasaan dan kesaktiannya, Panji selalu ungggul dalam menghadapi musuh-musuhnya.
Selain itu, Panji juga memiliki sifat dan kepribadian yang dapat dijadikan suri teladan bagi komunitas pada umumnya.
Melalui tokoh Panji, penulisnya ingin menyampaikan amanat yang bersifat abadi.
Artinya, biarpun amanat dalam cerita Panji itu dibaca berkali-kali dan selang beberapa tahun akan tetap langgeng.
Keunikan dan universalisme nilai keutamaan dalam cerita Panji tersebut, seyogianya menjadi pemantik semua pihak untuk peduli pada karya seni budaya Nusantara ini.
Kebangkitan kembali cerita Panji pada saat ini, tentunya dibutuhkan kerja sama paralel semua pihak dalam tindakan praksis agar cerita yang penuh nilai keutamaan ini tidak tergerus pusaran zaman.
Lantas, apakah manfaat belajar sejarah dari cerita Panji?
Di masa Kerajaan Majapahit, yaitu kisaran abad 14-15, Cerita Panji sangat populer.
Melalui perjalanan laut, cerita ini disebarkan oleh para pedagang, dari Pulau Jawa ke Bali, Melayu, kemudian ke Thailand, Myanmar, Kamboja, dan mungkin juga ke Filipina.
Cerita Panji, dengan demikian memiliki keunikan karena pengarangnya banyak.
Baca Juga: Sejarah Kelas X: Mengapa Terdapat Tradisi Sasi dan Bagaimana Prinsipnya?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR