Intisari-Online.com -Frasa"Gubernur Jawa Timur" menjadi salah satu kata kunci yang paling banyak dicari di Indonesia pada Kamis (22/12/2022).
Hal ini terjadi seiring dengan kabar penggeledahanruang kerja Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistiyanto Dardakoleh KPK padan Rabu (21/12/2022).
"Dari kegiatan penggeledahan tersebut ditemukan dan diamankan antara lain berbagai dokumen penyusunan anggaran APBD dan juga bukti elektronik yang diduga memiliki kaitan erat dengan perkara,” tutur Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri, seperti dilansir darikompas.com, Kamis (22/12/2022).
Penggeledahan tersebut dilakukan terkait dengan kasus dugaan suap alokasi dana hibah Pemprov Jatim yang menjerat Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua P. Simandjuntak.
Sahat sendiri diketahui terjaring operasi tangkap tangan (OTT) di Jawa Timur usai melakukan dugaan tindak pidana suap terkait alokasi dana hibah Pemprov Jatim.
Baca Juga: Tekad Bajanya Picu Peristiwa 10 November, Gubernur Jawa Timur Ini Tewas di Tangan PKI
Dalam sejarahnya, Gubernur Jawa Timur sudah dipimpin oleh 14 orang dari Ario Soerjo hinggaKhofifah.
Di antara ke-14 orang tersebut, salah satunya justru menjadi sangat terkenal di seantero pulau Kalimantan.
Sosok yang dimaksud adalah dr. Murdjani yang menjabat sebagai Gubernur Jatim ke-2 pada periode 1947-1949.
Masa jabatan yang disandangnya usai menjadi Gubernur Jawa Barat tersebut sangat singkat karena tidak lama kemudian dirinya ditunjuk menjadi Gubernur Kalimantan yang kala itu belum dipecah menjadi beberapa provinsi.
Di provinsi Kalimantan inilah pria kelahiran Tulungagung, Hindia Belanda, pada 17 Juli 1905 tersebut menancapkan peran besarnya.
Mantan tokoh Parindra (Partai Indonesia Raya) tersebut sukses melakukan beberapa perubahan besar di pulau kedua terbesar di Indonesia itu.
Dalam masa jabatannya antara tahun 1950 hingga 1953, dokter lulusan Stovia tahun 1932 ini memindahkan ibukota Provinsi Kalimantan dari Kota Banjarmasin.
Dilansir dari kemenkeu.go.id, Murdjani mengusulkan untuk merancang Gunung Apam sebagai ibukota baru Kalimantan dengan nantinya diberi nama Banjarbaru.
Latar belakang dirinya sebagai seorang dokter menjadi faktor utama dari usulan ini, sebab menurut Murdjani, kondisi lahan di Banjarmasin sudah tidak sehat secara lingkungan.
Mantan Bupati Indramayu tersebut kemudian meminta bantuan pada seorang perencana bernamaVan der Pijl.
Hanya saja, rencana muliaMurdjani ternyata memicu pro dan kontra sehingga tidak bisa selesai di masa kepemimpinannya.
Meski demikian, rencana pemindahan ibukota tersebut tetap dilanjutkan oleh Gubernur Kalimantan berikutnya,Raden Tumenggung Arya Milono (1953-1957).
Cita-cita mulai Murdjani pun pada akhirnya baru benar-benar terealisasi melaluiUU Nomor 8 Tahun 2022 yang menyatakan Ibu Kota Kalimantan Selatan berpindah dari Banjarmasin menjadi Banjarbaru.
Baca Juga: Ini Jawaban Puti Guntur Sukarno saat Masih Remaja Ketika Ditanya Soal Pemerintah Orde Baru
Seiring dengan jasa-jasanya untuk wilayah Kalimantan, nama Murdjani pun begitu sohor di pulau Borneo.
Tercatat, nama mantan Gubernur Jawa Timur tersebut diabadikan menjadi nama jalan diKalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Berau, menjadi nama rumah sakit di Kalimantan Tengah, serta menjadi nama lapangan di alun-alun Kota Banjarbaru.
Baca Juga: Pelantun 'Tidak Semua Laki-laki' dan Mantan Gubernur Jawa Timur Itu Telah Meninggal Dunia