Saat itu, ia mempekerjakan Ahmad Soebardjo yang dikenalnya sejak lama di Belanda.
Mengapa rumah Laksamana Maeda?
Dalam buku Kilas Balik Revolusi karya Abu Bakar Loebis disebutkan Achmad Soebardjo menjemput Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok setelah berhasil meyakinkan Sukarni untuk membawa kedua pemimpin tersebut ke Jakarta.
Akhirnya, mereka berhenti di rumah Laksamana Maeda.
Di sinilah akan dirumuskan naskah proklamasi kemerdekaan.
Jatuhnya pilihan pada rumah Laksamana Maeda karena rumah tersebut punya hak imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang sehingga kedua pemimpin itu tetap aman.
Di ruang makan Laksamana Maeda dirumuskan naskah proklamasi kemerdekaan yang merupakan pemikiran tiga tokoh, yaitu Soekarno, M. Hatta, dan Achmad Soebardjo.
Hatta dan Achmad Soebardjo menyampaikan pemikirannya secara lisan, sedangkan Soekarno bertindak sebagai penulis konsep naskah proklamasi tersebut.
Proses penyusunan naskah ini juga disaksikan golongan muda yang diwakili oleh Sukarni, Sudiro, dan BM Diah.
Sementara, dari pihak Jepang ada S. Miyoshi dan S. Nishijima.
Ketika konsep naskah itu selesai, Soekarno menyarankan agar mereka yang hadir dalam perumusan naskah proklamasi ikut menandatangani selaku wakil bangsa Indonesia.
Saran tersebut ditentang oleh golongan pemuda yang tidak setuju jika naskah proklamasi ditandatangani oleh anggota PPKI hasil bentukan Jepang.
Baca Juga: Media atau Penyebar Berita Proklamasi Kemerdekaan di Berbagai Wilayah
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR