Intisari-Online.com -Dari sosok dan pemikiran Rasyid Rida dan Muhammad Iqbal di atas, bagaimana kelebihan dan kelemahan apabila diterapkan di Indonesia?
Pertanyaantentang bagaimana kelebihan dan kelemahan pemikiran Rasyid Rida dan Muhammad Iqbal apabila diterapkan di Indonesia?adadi halaman 312.
Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI.
Untuk jawabannya, Anda bisa membuka halaman 309 untuk informasi mengenai e. Rasyid Ridha (1865 - 1935 M).
Juga buka halaman 310 untuk bagian f. Muhammad Iqbal (1877 - 1938 M).
Untuk,Rasyid Rida, nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsudin bin Baha’uddin al-Qalmuni al-Husaini.
Ia dilahirkan di Qalamun, yang tidak jauh dari Kota Tripoli Lebanon pada tanggal 23 September 1865 M.
Dalam pemikirannya, Ridha terpengaruh dengan pemikiran dari Jamaludin al-Afghani dan Muhammad Abduh.
Pokok-pokok pemikiran Rasyid Ridha adalah sebagai berikut:
1. Kemunduran umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan adalah karena umat Islam yang berpaling dari ajaran-ajaran Islam.
Ini karenanya umat Islam dalam mengejar ketertinggalan dari bangsa Eropa dengan satu syarat, yaitu harus kembali kepada ajaran Islam sebenarnya yang diajarkan Rasulullah SAW dan dipraktikkan oleh para sahabat.
Baca Juga: Ini Persamaan dan Perbedaan PermikiranJamaludin al-Afghani dan Muhammad Abduh
2. Penyebab lain kemunduran umat Islam adalah merebaknya paham fatalisme di dunia Islam. Padahal, ajaran agama Islam sejatinya mendorong umatnya bersifat dinamis.
3. Ilmu pengetahuan modern tidak bertentangan dengan agama Islam.
Karena itu, sudah sepantasnya umat Islam yang mendambakan kemajuan, harus siap mempelajari ilmu-ilmu modern.
Bahkan, belajar ilmu modern sebenarnya adalah mengambil kembali pengetahuan yang pernah dimiliki umat Islam.
4. Hukum-hukum fiqih yang berkenaan dengan kemasyarakatan tidak boleh dianggap absolut. Hukum-hukum itu ditetapkan sesuai dengan tempat dan zaman.
Karenanya, Ridha menganjurkan untuk berijtihad. Menurutnya, ijtihad sebagai modal awal demi keberlangsungan syariat Islam yang memenuhi seluruh kebutuhan pembaruan.
5. Apabila umat Islam ingin maju, maka umat Islam harus terlebih dahulu mewujudkan persatuan dan kesatuan.
SementaraMuhammad Iqbal lahir di Kota Sialkot di Punjab pada tanggal 9 Nopember 1877 M. Iqbal berasal dari keluarga kelas menengah yang sederhana.
Ia menjadi kunci utama dalam pendirian Negara Pakistan, sebagai sebuah negara Islam yang terpisah dari Negara India.
Pokok-pokok pikiran Muhammad Iqbal adalah sebagai berikut:
1. Bercita-cita membangun sebuah peradaban baru yang anggun, yaitu perpaduan antara peradaban Barat dan Timur. Keduanya dipadukan antara penalaran (ziraki) dan cinta (isyq).
Menurutnya, apabila cinta dan penalaran berpadu niscaya akan tercipta sebuah dunia baru. Kekurangan Barat diisi Timur, dan kekurangan Timur diisi Barat.
2. Al-Qur’an merupakan kitab yang lebih mengutamakan amal daripada cita-cita.
Al-Qur’an sebagai landasan dalam membentuk sebuah peradaban baru dan kehidupan sebagai suatu proses cipta yang kreatif dan progesif.
3. Pintu ijtihad masih terbuka. Ijtihad bagi Iqbal merupakan dasar pergerakan dalam Islam. Ijtihad dibutuhkan pada setiap zaman untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan tuntutan zaman.
4. Mencita-citakan kebangkitan kembali umat Islam dari ”tidur panjangnya” dan berharap agar umat Islam dapat menerima kehidupan yang dinamis.
Karakter berpikir dinamis, menurutnya adalah: menganut pola pikir yang kompleks, yaitu pola pikir yang kritis dan kreatif, pikir maju dan berkembang, memiliki pertahanan diri yang lebih besar, memiliki psikodinamika yang kompleks, dan memiliki kepribadian yang luas.
5. Tujuan pendidikan adalah memperkokoh dan memperkuat individualitasi dari peserta didik sehingga mereka menyadari segala kemungkinan menimpa dirinya.
Inilah kelebihan dan kelemahan pemikiranRasyid Rida dan Muhammad Iqbal apabila diterapkan di Indonesia.
Kelebihannya Rasyid Rida dan Muhammad Iqbal sama-sama menjelaskan bahwa jika umat Islam ingin maju, maka mereka harus bangun dari tidur panjangnya.
Lalumewujudkan persatuan dan kesatuan sebelum berubah.
Sayangnya saat ini tidak semua warga Indonesia yang punya keyakinan yang sama. Terkadang ada dari kita yang tidak punya visi dan misi yang sama.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Sunan Gresik Menghapuskan Sistem Kastanisasi