Intisari-Online.com - Dalam konteks memperjuangkan persatuan untuk kemerdekaan bangsa, siapa tokoh yang paling berperan penting dalam Kongres Pemuda II?
Pertanyaan "siapa tokoh yang paling berperan penting dalam Kongres Pemuda II"adadi halaman 219.
Tepatnya padabuku Sejarah kelas XIdikurikulum 13.
Untuk jawabannya, Anda bisa memulai membaca pada halaman 209 dalam sub bab 3. Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.
Dalam buku itu dijelaskan bahwa perangkat lunak untuk membangun dan memperkokoh persatuan sudah disepakati, yakni Bahasa Indonesia.
Namun, dalam rangka melawan penjajahan harus juga diwujudkan secara kongkret.
Organisasi atau partai yang berjalan sendiri-sendiri tentu tidak efektif.
Begitu juga organisasi pemuda yang terpisah-pisah tidak akan bisa melawan penjajahan.
Oleh karena itu, setelah Kongres Pemuda I berakhir, berkembang usulan agar dilakukan penggabungan berbagai organisasi pemuda yang ada.
Sebagai realisasinya maka pada tanggal 15 Agustus 1926 diadakan pertemuan organisasi-organisasi pemuda di Jakarta.
Hadir dalam pertemuan itu perwakilan antara lain dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Perhimpunan Pelajar Ambon, juga dihadiri Komite Kongres Pemuda I.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Rumusan Terkait Bahasa Indonesia Berbeda di Dalam Ikrar Sumpah Pemuda
Dalam pertemuan ini diusulkan agar dibentuk badan tetap untuk keperluan persatuan Indonesia.
Berkaitan dengan usulan ini maka tanggal 31 Agustus 1926 telah disahkan Anggaran Dasar untuk suatu perkumpulan atau organisasi pemuda yang baru yang diberi nama Jong Indonesia.
Namun realisasinya belum memuaskan seperti yang diharapkan para pemuda.
Baru pada tanggal 20 Februari 1927, ada pertemuan yang digagas oleh Algemene Studie Club di Bandung.
Pertemuan tersebut berhasil mendirikan organisasi pemuda yang diberi nama Jong Indonesia.
Organisasi ini berdasarkan pada asas kebangsaan atau nasionalisme.
Ada beberapa tokoh-tokoh yang ada di dalam Jong Indonesia itudi antaranyaSutan Syahrir, Suwiryo, Halim, Moh. Tamzil, Yusupadi, dan Notokusumo.
Di samping organisasi itu, pada bulan September 1926 juga diadakan pertemuan para pelajar atau mahasiswa.
Dalam pertemuan itu berhasil dibentuk perkumpulan yang diberi nama Perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia (PPPI).
PPPI bertujuan untuk memperjuangkan Indonesia merdeka.
Cita-cita hanya dapat tercapai bila paham kedaerahan dihilangkan dan perselisihan pendapat di antara kaum nasionalis harus dihapuskan.
Baca Juga: Apa yang Menjadi Produk Terpenting dari Kongres Pemuda I Tahun 1926?
Aktivitas PPPI meliputi gerakan pemuda, sosial, dan politik.
Ketua perkumpulan itu Soegondo Djojopoespito, tokoh-tokoh lainnya adalah Muh. Yamin, Abdullah Sigit, Suwiryo, Sumitro Reksodiputro, A.K. Gani, Sunarko,Amir Syarifuddin, dan Sumanang.
Ada jugatokoh-tokoh dan para pelajar dari Perhimpunan Indonesia yang baru saja kembali ke tanah air.
Di antaranya adalah Sartono, Moh. Nazif, dan Mononutu.
Baca Juga: Mengapa Pemuda Berusaha Keras untuk Mewujudkan Cita-cita Persatuan Indonesia?