Apa yang Menjadi Produk Terpenting dari Kongres Pemuda I Tahun 1926?

Mentari DP

Editor

Apa yang menjadi produk terpenting dari Kongres Pemuda I tahun 1926?
Apa yang menjadi produk terpenting dari Kongres Pemuda I tahun 1926?

Intisari-Online.com - Apa yang menjadi produk terpenting dari Kongres Pemuda I tahun 1926?

Pertanyaan "Apa yang menjadi produk terpenting dari Kongres Pemuda I tahun 1926?"adadi halaman 219.

Tepatnya padabuku Sejarah kelas XIdikurikulum 13.

Untuk jawabannya, Anda bisa membuka halaman 201 di buku yang sama. Fokus pada sub babB. Sumpah Pemuda: Tonggak Persatuan dan Kesatuan.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa perkembangan organisasi-organisasi pemuda tersebut semakin meramaikan suasana pergerakan kebangsaan di Indonesia.

Apalagi setelah beberapa organisasi pemuda mulai bersentuhan dengan gerakan politik.

Dengan demikian, telah terjadi perubahan pesat dan semakin meluas untuk mencapai cita-cita persatuan Indonesia.

Pada tanggal 15 November 1925 dilaksanakan pertemuan organisasi-organisasi pemuda.

Hadir dalam pertemuan itu antara lain perwakilan dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, Pelajarpelajar Minahasa, Sekar Rukun.

Dalam pertemuan ini antara lain dibahas tentang rencana Kongres Pemuda.

Setelah dilakukan berbagai persiapan maka pada 30 April – 2 Mei 1926, diadakannya rapat besar pemuda di Jakarta, yang kemudian dikenal dengan Kongres Pemuda I.

Baca Juga: Sejarah Kelas XI:Mengapa PerjuanganPerhimpunan Indonesia Menginspirasi Para Pemuda?

Tujuan kongres itu adalah untuk mencapai perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu membentuk suatu badan sentral.

Keberadaan badan sentral ini dimaksudkan untuk memantapkan paham persatuan kebangsaan dan mempererat hubungan antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.

Jika ditanya apaproduk terpenting dari Kongres Pemuda I tahun 1926, maka jawabannya adalah Bahasa Indonesia.

Pada saatKongres Pemuda I, ada banyak gagasan-gagasan yang dipaparkan.

Namun gagasan yang disampaikan oleh Moh. Yamin dalam kongres itu merupakan pengulangan dari pidatonya yang disampaikan dalam Lustrum I Jong Sumatranen Bond.

Saat itu, pidato Yamin mendapat komentar dari Prof. Dr. Hooykes, bahwa kelak Muh. Yamin menjadi pelopor bagi usaha penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan pergaulan di Indonesia.

Dengan demikian, penggunaan bahasa Belanda dapat semakin terdesak.

Dalam Kongres Pemuda I telah muncul kesadaran dan kesepahaman tentang perlunya bahasa kesatuan.

Pada saat kongres ini telah diusulkan untuk memutuskan bahasa kesatuan yang pilihannya antara bahasa Jawa atau Bahasa Melayu.

Setelah dipilih satu di antara dua bahasa itu akhirnya dipilih Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang disebut dengan Bahasa Indonesia.

Jadi pada akhir Kongres Pemuda I itu sudah disepakati dan diputuskan bahwa bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Mengapa Pemuda Berusaha Keras untuk Mewujudkan Cita-cita Persatuan Indonesia?

Artikel Terkait