Intisari-Online.com - Berikut ini penjelasan mengenai bentuk pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan masyarakat Indonesia.
Pertanyaan "Apa bentuk pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan masyarakat?" ada di halaman 85 buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013.
Pengaruh Hindu-Budda masuk ke Kepulauan Indonesia pada awal masehi.
Masa ketika pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Kepulauan Indonesia disebut dengan masa klasik.
Masa Hindu Buddha atau masa klasik itu berlangsung kurang lebih selama 12 abad.
Mengenai masa klasik di Kepulauan Indonesia, dipelajari pada bab 2 " Pedagang, Pemguasa dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha)", yang dimulai pada halaman 73.
Dalam bab tersebut, dipelajari tentang masuk dan berkembangnya pengaruh-pengaruh India dan China
India merupakan satu di antara bangsa yang berinteraksi dengan penduduk kepulauan di Indonesia.
Interaksi itu terjalin sejalan dengan meluasnya hubungan perdagangan antara India dan Cina.
Kemudian, hubungan itulah yang mendorong pedagang-pedagang India dan Cina datang ke kepulauan di Indonesia.
Agama Hindu yang pada awalnya berkembang di India pun kemudian menyebar juga ke Indonesia.
Baca Juga: Soal Sejarah Kelas X: Siapa yang Membawa Budaya Hindu-Buddha ke Kepulauan Indonesia?
Pengaruh Hindu-Buddha kemudian memudar seiring dengan keruntuhan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara dan mulai mendominasinya agama Islam pada abad ke-16.
Meski begitu, pengaruh budaya Hindu-Budda dalam masyarakat Indonesia masih dapat kita lihat saat ini.
Berikut ini beberapa bentuk budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan masyarakat setempat.
1. Seni Pertunjukan
Misalnya pertunjukkan wayang yang merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Indonesia dan Hindu-Buddha.
Isi dan cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India, sementara wayangnya adalah kebudayaan asli Indonesia.
Dalam pertunjukkan wayang juga terdapat gamelan, salah satu seni pertunjukan asli Indonesia yang dimiliki sejak sebelum masuknya Hindu-Buddha.
Gamelan sendiri mengalami perkembangan, baik dalam bentuk maupun kualitasnya ketika Hindu-Buddha masuk ke Nusantara.
2. Seni Rupa dan Seni Ukir
Jika kita melihat seni ukir dengan motif rumit di sekitar, itu termasuk salah satu pengaruh masuknya budaya Hindu-Buddha ke Kepulauan Nusantara.
Berdasarkan catatan sejarah bahwa masyarakat Indonesia sudah bisa membuat lukisan atau gambar sebelum adanya pengaruh dari budaya Hindu-Buddha.
Baca Juga: Tentara Pun Tak Luput Jadi Korbannya, Rupanya Jeffrey Dahmer Pernah Rudapaksa 2 Tentara
Namun, sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, kebiasaan melukis atau menggambar masyarakat setempat yaitu dengan pola yang sangat sederhana.
Kemudian, setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha dalam seni rupa, maka barulah masyarakat Indonesia mengembangkan gambar atau lukisannya dengan motif yang lebih sulit serta dipengaruhi oleh budaya India.
Itulah penjelasan mengenai apa bentuk pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan masyarakat setempat.
3. Aksara dan Sastra
Pada masa Hindu-Buddha, orang-orang Indonesia mengenal bahasa Sansekerta dan huruf pallawa.
Tidak hanya mengenal tapi juga bisa membaca dan menulis.
Hal itu kemudian membawa perkembangan dalam seni sastra.
Pada masa Hindu-Buddha, seni sastra berkembang, seperti cerita Mahabarata dan Ramayana.
Selain itu, ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia juga merupakan serapan dari bahasa Sansekerta.
Seperti sansekerta dari silambara, harta dari artha, atau gembala dari gopala.
4. Sistem kepercayaan
Sebelum ajaran Hindu Buddha datang, masyarakat Indonesia menganut kepercayaan animisme (memuja roh nenek moyang) dan dinamisme (kekuatan gaib benda-benda).
Setelah Hindu Buddha datang masyarakat Indonesia banyak yang belajar ajaran Hindu Buddha.
Agama Hindu dan Buddha saat ini termasuk agama resmi yang diakui di Indonesia.
Selain itu, meski bukan mayoritas, saat ini masih terdapat penganut agama Hindu-Buddha di Indonesia.
Itulah beberapa bentuk pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan masyarakat setempat.
Baca Juga: Soal Sejarah Kelas X: Siapa Pendukung Budaya Hindu-Buddha Saat Ini?
(*)