Intisari-Online.com - Apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran? Berikut ini penjelasannya.
Pertanyaan "Apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?" ada di halaman 110 Buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 13.
Dalam buku tersebut, pembahasan mengenai Kerajaan Sriwijaya sendiri dimulai pada halaman 100.
Dijelaskan bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang berhasil berkembang dan mencapai kejayaannya di antara kerajaan-kerajaan kecil di pantai Sumatra bagian timur sekitar abad ke-7.
Kerajaan Sriwijaya berhasil menaklukan daerah sekitar Melayu, di mana Kerajaan Melayu juga sempat berkembang dengan pusatnya di Jambi.
Pada tahun 692 M, Sriwijaya mengadakan ekspansi ke daerah sekitar Melayu, kemudian kerajaan ini dapat menaklukannya.
Letak pusat Kerajaan Sriwijaya ada berbagai pendapat.
Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya di Palembang, ada yang berpendapat di Jambi, bahkan ada yang berpendapat di luar Indonesia.
Akan tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya berlokasi di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi.
Prasasti menjadi sumber sejarah yang penting bagi Kerajaan Sriwijaya.
Beberapa prasasti tersebut misalnya Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, dan Prasasti Kota Kapur.
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai salah satu kerajaan terbesar Nusantara yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8 dan 9.
Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dicapai pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa.
Namun pada dasarnya, kerajaan ini mengalami masa kekuasaan yang gemilang sampai ke generasi Sri Marawijaya.
Pada masa kekuasaan Balaputradewa sampai dengan Sri Marawijaya, Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama perdagangan antara India dan Cina.
Lokasi strategis Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu faktor yang mendorong perkembangan kerajaan ini.
Palembang sebagai pusat pemerintahan terletak di tepi Sungai Musi. Di depan muara Sungai Musi terdapat pulau-pulau yang berfungsi sebagai pelindung pelabuhan di Muara Sungai Musi.
Keadaan seperti itu sangat tepat untuk kegiatan pemerintahan dan pertahanan.
Kondisi itu pula yang menjadikan Sriwijaya sebagai jalur perdagangan internasional dari India ke Cina, atau sebaliknya.
Juga kondisi sungai-sungai yang besar, perairan laut yang cukup tenang, serta penduduknya yang berbakat sebagai pelaut ulung.
Selain itu, faktor lain yang mendorong perkembangan Kerajaan Sriwijaya adalah runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja.
Hal itu telah memberi kesempatan Sriwijaya untuk cepat berkembang sebagai negara maritim.
Lalu, apa yang kemudian menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?
Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran sejak abad ke-11.
Berikut ini berbagai penyebab Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran:
a. Keadaan sekitar Sriwijaya berubah, tidak lagi dekat dengan pantai
Hal ini disebabkan aliran Sungai Musi, Ogan, dan Komering banyak membawa lumpur. Akibatnya, Sriwijaya tidak baik untuk perdagangan.
b. Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri
Hal ini disebabkan terutama karena melemahnya angkatan laut Sriwijaya, sehingga pengawasan semakin sulit.
c. Dari segi politik, beberapa kali Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan-kerajaan lain
Tahun 1017 M Sriwijaya mendapat serangan dari Raja Rajendracola dari Colamandala, namun Sriwijaya masih dapat bertahan.
Tahun 1025 serangan itu diulangi, sehingga Raja Sriwijaya, Sri Sanggramawijayattunggawarman ditahan oleh pihak Kerajaan Colamandala.
Tahun 1275, Raja Kertanegara dari Singhasari melakukan Ekspedisi Pamalayu. Hal itu menyebabkan daerah Melayu lepas.
Tahun 1377 armada angkatan laut Majapahit menyerang Sriwijaya. Serangan ini mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.
Itulah faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran.
(*)