Perekam video itu adalah Paminal dari Mabes.
Dia menyebut, testimoni itu dilakukan dengan ponsel milik 1 dari 6 anggota Paminal Mabes yang datang ke Balikpapan.
"Saya ingat, saya di hotel sampai subuh, dikawal 6 anggota dari mabes," katanya.
Karena tak bisa ngomong, dan dalam tekanan, akhirnya terus intimidasi dan dibawa ke hotel.
Di kamar hotel lantai 16, seorang bintara sudah menulis konsep apa yang harus saya baca.
"Saya sampai tiga kali ditelepon Jendral Hendra, dan diancam akan dibawa ke Propam Mabes kalau tidak baca itu testimoni." katanya.
Akhirnya, konsep tulisan itu dia bacakan dan direkam pakai handphone.
Dia menyebut, karena tekanan dan ancaman dari Brigjen Hendra Kurniawan (kala itu Karo Paminal Propam Mabes Polri) itu.
Ismail Bolong sampai mengajukan pensiun dini bulan April 2022, namun baru disetujui 1 Juli 2022.
Usai videonya viral, Ismail Bolong meminta maaf kepada salah satu petinggi Polri.
Dia juga menyampaikan, tak ada penyerahan uang seperti yang dismpaikan sebelumnya.
Usai video itu viral, Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur, dan sejumlah akademisi, organisasi non-pemeritah mendesak kepolisian.
Supaya menangani kejahatan lingkungan tambang ilegal.
Perwakilan Koalisi Herdiansyah Hamzah menyebut sudah lama menduga ada keterlibatan aparat dalam kejahatan tambang ilegal.
Baca Juga: Sama-sama Jadi Tersangka, Ini Alasan Brigjen Hendra Kurniawan Merasa Dibohongi Oleh Ferdy Sambo
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR