Itu bisa menjelaskan mengapa pemerintah tampaknya tidak mengantisipasi oposisi untuk menghapus batasan masa jabatan.
edia berita negara sejak itu mengecilkan masalah tersebut seolah-olah itu masalah kecil yang selalu terjadi.
“Politisi China menghargai batasan masa jabatan dan aturan pensiun sebagai perlindungan untuk keamanan mereka terhadap seorang pemimpin yang jika tidak dapat merusak karir mereka kapan saja,” Susan L. Shirk, seorang profesor di University of California, San Diego, menulis dalam sebuah esai berjudul “ The Return to Personalistic Rule, " yang muncul dalam" Journal of Democracy "edisi April 2018.
"Meskipun peluang keberhasilan pemberontakan elit mungkin rendah," lanjutnya, "semakin otokratis seorang pemimpin berperilaku, semakin besar kemungkinan politisi lain untuk mencoba menjatuhkannya."
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR