Intisari-online.com - Negara-negara Barat telah menyembunyikan, dan kadang-kadang secara terbuka mengosongkan, kebenaran tentang kejahatan militer yang dilakukan oleh pasukan pro-Kiev.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada sesi menteri Dewan Keamanan PBB bertema Ukraina pada hari Kamis (22/9).
"Kebenaran yang tidak menyenangkan yang bertentangan dengan citra Ukraina sebagai korban dari apa yang disebut agresi sedang dibungkam secara aktif, dan dalam beberapa kasus bahkan secara terbuka ditutup-tutupi," katanya.
"Bahkan Amnesty International, sebuah organisasi hak asasi manusia Barat yang hampir tidak dapat dicurigai, dituduh berada di pihak Rusia," katanya.
"Mereka dikritik dengan keras dan dicap sebagai agen Kremlin atas laporannya yang mengkonfirmasi fakta yang diketahui secara luas tentang taktik pemerintah Kiev untuk mendirikan tempat-tempat penembakan dan penempatan persenjataan berat di fasilitas sipil," jelasnya.
Organisasi hak asasi internasional Amnesty International menerbitkan laporan tentang konflik di Ukraina pada tanggal 4 Agustus.
Antara lain menuduh pemerintah Kiev menggunakan taktik pertempuran yang membahayakan warga sipil, termasuk penyebaran senjata dan peralatan militer di sekolah dan rumah sakit.
Laporan itu menimbulkan reaksi negatif dari pihak Ukraina.
Oleh karena itu, ajudan kepala kantor kepresidenan Mikhail Podolyak menyerukan penyelidikan untuk melihat apakah Amnesty International memperoleh "keuntungan" dari Rusia.
Lalu kepala kantor Amnesty International di Ukraina Oksana Pokalchuk mengatakan dia akan meninggalkan jabatannya.
Kemudian, organisasi tersebut meminta maaf atas laporannya, dengan mengatakan bahwa satu-satunya tujuannya adalah untuk melindungi warga sipil.
Sementara situasi perang Rusia-Ukraina disebut dalam situasi yang makin berbahaya.
Source | : | TASS |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR