Intisari-Online.com - Invasi Rusia ke Ukraina terjadi pada 24 Februari 2022 kemarin.
Hingga hari ini, Selasa (20/9/2022), invasi Rusia ke Ukraina terus terjadi.
Meski begitu, tidak jelas siapa yang bisa disebut menang dalam invasi ini.
Sebab pasukan Rusia tidak bisa menguasai kota-kota penting di Ukraina, termasuk ibukota Kiev.
Sementara pasukan Ukraina tidak bisa memukul mundur seluruh pasukan Rusia.
Saat ini, pasukan Rusia masih menduduki sejumlah tempat penting di Ukraina, termasukwilayah Zaporizhzhia.
Perlu Anda tahu,wilayah Zaporizhzhia beradadi dekat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Nah, kini mendadak Rusia mengisyaratkankekalahan terbuka. Benarkah hal itu?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (20/9/2022), Presiden RusiaVladimir Putin telah mengisyaratkan bahwa Rusia dapat bersiap untuk berhenti mengginvasi Rusia.
Tujuannyauntuk mengakhiri perang dengan cepat.
Hal ini diduga karena tentara Rusia telah mengalami kemunduran besar di medan perang di Ukraina selama seminggu terakhir.
Kremlin telah melihat pasukan Ukraina merebut kembali lebih dari 2.300 mil persegi di timur laut negara itu selama serangan balasan Kharkiv yang ringan.
Sementara itu di selatan, tentara Ukraina terus membuat kemajuan yang stabil melawan lawan pasukan Rusia yang tersisa.
Ini karena mereka menargetkan merebut kembali kota pelabuhan Kherson.
Selama pertemuan yang disiarkan televisi di Uzbekistan, Perdana Menteri India mengatakan kepada pemimpin Rusia itu bahwa "era hari ini bukanlah era perang".
"Saya tahu posisi Anda dalam konflik di Ukraina, kekhawatiran yang terus-menerus Anda ungkapkan," ucap Putin.
"Kami akan melakukan segalanya untuk menghentikan ini sesegera mungkin."
Sementara itu, baru-baru ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berjanji untuk membebaskan seluruh Ukraina dari kendali Rusia.
Janji itu terjadi ketika tentaranya dilaporkan akan membebaskan lebih banyak wilayah di Donbas.
Hingga saat ini, Rusia terus menembaki wilayah sipil di Ukraina.
Namun ntelijen Inggris telah memperingatkan bahwa tidak jelas apakah Vladimir Putin memiliki sumber daya yang cukup untuk menahan serangan saat ini dari tentara Ukraina.