Merupakan suku penduduk asli Kalimantan, Suku Dayak adalah suku ahli terbesar dan tertua yang mendiami Pulau Kalimantan.
Gagasan para ahli itu berdasarkan teori migrasi penduduk, yang memperkirakan nenek moyang orang Dayak berasal dari beberapa gelombang migrasi.
Migrasi tersebut terjadi karena penjajahan oleh bangsa Tar-Tar, dan mereka sampai ke Indonesia melalui tiga jalur, yaitu Sungai Kapuas, Kabupaten Kutai, dan Kabupaten Paser.
Gelombang pertama terdiri dari ras Australoid, lalu disusul ras Mongoloid, yang berlanjut hingga suku Dayak memiliki banyak bahasa dan karakteristik budaya.
8. Suku Tomuna
Merupakan suku bangsa yang menghuni pulau Muna, Sulawesi Tenggara, suku Tomuna pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara di tempat ini.
Menurut perkiraan nenek moyang mereka berasal dari benua Afrika yang bermigrasi sekitar 50.000 tahun silam, lalu berbaur dengan suku bangsa lain, seperti bangsa Melanosoid pada 4.000 tahun lalu.
Jejak suku bangsa ini dapat dilihat dari lukisan tangan pada dinding prasejarah Linagkobhori Pulau Muna, yang berdasarkan penelitian berusia 40.000 tahun.
9. Suku Dani
Bermukim di Papua, Suku Dani adalah suku asli, yang tepatnya berada di lembah Baliem, Pegunungan Tengah, Jayawijaya, dan beberapa daerah di Puncak Jaya.
Dari cerita sejarah, Suku Dani sudah ada di Papua sejak ratusan tahun yang lalu, dan mereka meyakini berasal dari sepasang suami istri yang tinggal di danau di sebuah desa bernama Maina di lembah Baliem.
Dan hingga saat ini, Suku Dani masih primitif, belum tersentuh hal-hal modern, dan masih menganut ajaran nenek moyang mereka.
Suku Dani terbagi dalam tiga sub keluarga, yaitu sub keluarga Wano yang mendiami wilayah Bokondini, sub keluarga dani Pusat di lembah besar Dugawa, dan sub keluarga Nggalik dan Ndash.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR