“Bahkan di Kanada, sebuah negara berbahasa Inggris, dukungan bagi kerajaan semakin berkurang dari tahun ke tahun,” kata Philippe Lagasse, dosen Carleton University di Ottawa dan pakar tentang peran kerajaan di Kanada.
Menurut sebuah jajak pendapat April lalu, mayoritas kecil warga Kanada –naik menjadi 71 persen di Provinsi Quebec yang berbahasa Perancis– bahkan ingin melepaskan kerajaan, yang sebagian besar perannya kini bersifat seremonial.
Sebanyak 67 persen mengaku menentang naik takhtanya Charles menjadi raja Inggris.
Warga Kanada sebenarnya merasa sangat dekat dengan Ratu Elizabeth II hingga akhir hayatnya.
Namun, hubungan mereka dengan Kerajaan Inggris semakin tegang, sampai-sampai para pengamat percaya kematian sang ratu akan menghidupkan kembali perdebatan tentang masa depan sistem monarki di Kanada.
Dalam beberapa minggu ke depan, setelah masa berkabung usai, menurut March Chevrier, perdebatan akan kembali mengemuka.
Mengubah konstitusi dan menghapus monarki memerlukan upaya besar dan mungkin negosiasi politik selama bertahun-tahun karena memerlukan persetujuan bulat Parlemen serta pemerintah kesepuluh provinsi di Kanada.
Perdebatan semacam itu kemungkinan akan memanas di negara yang semakin terbelah secara politis itu.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR