Intisari-online.com - Awal bulan Agustus lalu, rumah mantan Presiden AS jadi sasaran penggerebekan oleh agen FBI.
Senin (8/8/2022), FBI menggerebek rumah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Mar-a-Lago, Palm Beach, negara bagian Florida.
FBI sempat mengungkap alasan mereka menggerebek rumah Trump.
Dalam pernyataan tertulis yang digunakan untuk membenarkan penggerebekan itu, FBI mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan kriminal atas penghapusan dan penyimpanan informasi rahasia yang tidak semestinya dan penyembunyian catatan pemerintah yang melanggar hukum.
Pernyataan tertulis FBI itu dirilis pada Jumat (26/8/2022).
Kamis (25/8/2022), hakim federal AS diketahui telah memerintahkan pelepasan pernyataan tertulis.
Pernyataan itu berisi alasan penggerebekan FBI di rumah mantan presiden Trump.
Penggerebekan rumah Trump ini telah memicu badai politik di AS.
Ini merupakan kali pertama rumah mantan Presiden AS digerebek FBI.
Namun, selang hampir sebulan pasca penggerebekan itu, ada fakta baru terungkap.
Dokumen tentang rahasia nuklir negara lain ditemukan oleh agen FBI selama penggerebekan rumah mantan Presiden AS Donald Trump di Mar-a-Lago bulan lalu, LaporWashington Post.
Dokumen tersebut memerlukan perlindungan tingkat tinggi, sehingga bahkan agen FBI dan anggota senior pemerintahan Presiden Joe Biden tidak dapat membacanya.
Tetapi hanya sekitar selusin pejabat keamanan nasional, memiliki pengetahuan baru tentang keberadaan dokumen tersebut, tulis Washington Post.
Trump menyatakan bahwa pencarian FBI tidak lebih dari tipuan, bahwa dokumen-dokumen itu seharusnya ada di perpustakaan kepresidenannya, atau bahkan menyarankan bahwa agen telah menanam barang bukti di dalam rumahnya selama penggeledahan.
Menurut Washington Post, dokumen-dokumen ini menggambarkan kemampuan negara lain untuk meluncurkan serangan nuklir dan kemampuannya untuk menahan serangan serupa.
Nama negara itu tidak disebutkan dalam artikel tersebut.
The Washington Post mengutip sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan bahwa dokumen tersebut biasanya disimpan di fasilitas yang aman dan dijaga oleh personel keamanan yang ditunjuk.
Tidak jelas bagaimana dokumen-dokumen ini dilindungi di rumah Trump.
Menurut Washington Post, agen yang memperoleh dokumen sensitif itu "terkejut" setelah memeriksa dokumen dan menyadari bahwa mereka tidak berwenang untuk membaca informasi tersebut.
Pada bulan Agustus, Washington Post mengatakan bahwa penyelidikan FBI adalah untuk menemukan dokumen yang berkaitan dengan senjata nuklir.