Intisari-online.com - Belakangan kenaikan harga BBM menjadi sorotan publik di Indonesia.
Namun yang menarik dari hal ini adalah soal minyak yang didapatkan Indonesia, ternyata berasal dari Singapura, meski Singapura mendapatkan minyak mentahnya dari Indonesia.
Mengutip Kompas.com, banyak kontraktor perusahaan pengeboran minyak di Indonesia menjual minyaknya ke Singapura.
Ini disebabkan kilang minyak Indonesia tak mampu menampung semua produksi minyak mentah Tanah Air.
Ini membuat Singapura menjadi produsen BBM terbesar di dunia, meski tak memiliki ladang minyak sama sekali.
Stok cadangan BBM yang dimiliki juga tergolong besar, denga letak Singapura yang mudah berinvestasi dan memiliki perizinan.
Menurut data yang dikutip dari Amerika Serikat, Energy Information Administration (IEA) kapasitas kilang minyak Singapura mencapai 1,4 juta barel per hari.
Sedangkan kapasitas pengolahan kilang minyak Pertamina hanya 1,1 juta barel per hari.
Sementara, produksi minyak mentah di Indonesia sepanjang tahun 2022 tak sampai separuh kilang minyak di Singapura, sebanyak 616,6 ribu barel per hari.
Indonesia menjual minyak mentah ke kilang minyak Singapura dalam jumlah yang signifikan.
Pada Januari-September 2019, ekspor minyak mentah Indonesia ke Singapura mencapai 546,71 juta dollar AS.
Nilai ini mencapai 43,49 persen dari total ekspor minyak mentah Indonesia.
Ada tiga kilang minyak terbesar yang beroperasi di Singapura, yaitu Shell Bukom Refinery dengan kapasitas 500.000 barel/hari.
Kemudian, Exxon Mobil Jurong Island Refinery dengan kapasitas 605.000 barel/hari.
Lalu, SRC Jurong Island Refinery dengan kapasitas 290.000 barel/hari.
Kilang minyak ExxonMobil Jurong Island Refinery di Singapura, tercatat menjadi salah satu kilang minyak terbesar di dunia.
Kapasitas sebesar itu, membuat Singapura menjadi pengolah minyak bumi terbesar di Asia Tenggara dan Timur Tengah, untuk diolah dan menjadi BBM yang siap ekspor.
Sementara Singapura, memiliki penduduk 5,7 juta jiwa yang membuat konsumsi BBM domestiknya relatif kecil.
Ini berbanding terbalik dengan Indonesia yang memiliki populasi sekitar 260 juta dengan konsumsi BBM 1,4 juta barel per harinya.
Sementara itu, Indonesia juga menghabiskan banyak devisa negara untuk keperluan impor BBM dari Singapura ini.
Ini membuat Indonesia rutin mengalami defisit perdagangan karena impor BBM itu sangat membebani neraca perdagangan Indonesia.
Nyaris setiap tahunnya, Singapura menjadi negara pengekspor BBM ke Indonesia mengalahkan Arab Saudi.
Singapura juga sebagai negara pengekspor minyak terbesar ketiga dunia, sebagian minyak itu dikirim ke Indonesia, Malaysia, dan China.
Indonesia berturut-turut mengekspor minyak dari Singapura pada 2019, sebesar 12,916 miliar dollar AS, 2020 sebesar 10,661 miliar dollar AS, dan tahun 2021 11,634 miliar dollar AS.
Kemudian, ekspor Indonesia dari Singapura, tahun 2019 sebesar 17,589 miliar dollar AS tahun 2020 sebesar 12,341 miliar dollar AS dan tahun 2021, sebesar 15,415 miliar dollar AS.
Ini membuat Indonesia mengalami defisit dalam tiga tahun berdagang bersama Singpura, sebesar 4,673 miliar dollar AS tahun 2019, 1,679 miliar dollar AS tahun 2020, dan 3,817 miliar dollar AS tahun 2021.