Intisari-online.com - Presiden Jokowi resmi mengumumkan kenaikan harga minyak BBM bersubsidi.
Pertalite naik menjadi Rp10.000. kemudian Solar naik menjadi Rp6.800 sedangkan Pertamax, naik menjadi Rp14.500.
Meski harga BBM naik, justru bertepatan dengan harga minyak mentah dunia yang turun.
Harga minyak Brent yang menjadi patokan minyak global mengalami fluktuasi, yang sebelumnya di harga 100 dollar AS per barel, kini turun menjadi 90 dollar AS per barel.
Namun tahukah Anda penyebab harga minyak saat ini sedang naik-naiknya disebabkan perang Rusia-Ukraina, salah satunya.
Ada banyak aspek yang saling terkait.
Ini adalah jaringan faktor yang kompleks, dan garis sebab dan akibat sering kabur.
Inilah panduan Anda tentang bagaimana kenaikan harga minyak mentah berdampak langsung kepada kita.
Invasi Rusia ke Ukraina terus berlanjut.
Di tengah semua masalah strategis, geopolitik dan kemanusiaan, ada banyak pembicaraan tentang kenaikan harga minyak mentah dan dampaknya.
Mengapa konflik menyebabkan harga minyak mentah dunia naik?
Harga minyak mentah telah meningkat bahkan selama operasi militer khusus Presiden Rusia Vladimir Putin di konstituen era Soviet, Ukraina, yang didukung secara eksternal oleh aliansi militer yang didominasi AS yang disebut NATO (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara).
Ini karena dunia khawatir perang akan membuat Barat melarang minyak Rusia.
Bahkan sebelum AS dan Inggris melarang impor minyak dan gas Rusia, beberapa negara telah menghentikan pembelian mereka, sementara yang lain melakukan pembelian panik.
Harga minyak sempat melonjak ke level tertinggi 14 tahun 140 dollar AS per barel pada 7 Maret.
Harga telah turun sejak saat itu tetapi hanya sedikit.
Naiknya harga minyak menimbulkan pertanyaan: Mengapa bahan bakar Rusia penting?
Sebenarnya, Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia (di belakang AS dan Arab Saudi).
Ini memasok 14 persen dari produksi global atau 7-8 juta barel per hari minyak mentah ke pasar di seluruh dunia.
Larangan oleh AS dan Inggris dan keputusan beberapa negara pro-Ukraina lainnya untuk tidak membeli bahan bakar Rusia memperdalam krisis.