Keduanya memperlihatkan firaun mengenakan kalung di dadanya, yang di atasnya diberi rantai lebar dan dihiasi selendang bersayap.
Mereka juga mengenakan gelang dan bagian manset kemeja, mengenakan rok selutut yang rumit dengan bagian depan yang dikanji berbentuk trapesium.
Kedua patung itu juga mengenakan sandal sederhana.
Mata kedua patung itu terbuat dari batu obsidian dan batu kapur kristal, dan keduanya memiliki kobra, simbol perlindungan dan kerajaan, yang menempel di dahi mereka.
Menurut para ahli, hitam pada kulit mereka kemungkinan lumpur yang ditinggalkan oleh Sungai Nil setelah banjir, merujuk pada kesuburan dan kelahiran kembali.
Lalu, apa perbedaannya?
Perbedaan utama pada kedua patung itu adalah pada hiasan kepala masing-masing, melansir historicaleve.
Yang satu memakai syal khas Nemes, yaitu kain bergaris yang menutupi bahu dan diikat dengna kepang di bagian belakang.
Sepanjang sejarah Mesir Kuno, banyak patung firaun diwakili dengan hiasan kepala upacara ini.
Hal itu terkait dengan dewa Matahari Ra dan melambangkan Khepi, scarab yang mewakili matahari saat fajar.
Itu juga diyakini mengidentifikasi raja dengan dewa elang Horus, putra Osiris, penguasa dunia bawah.
Sedangkan patung lainnya memakai afnet atau khat, yaitu wig berbentuk ‘tas’.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR