Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) dan Rusia merupakan dua negara yang tidak pernah akur.
Sebagai dua negara militer terkuat di dunia,Amerika Serikat (AS) dan Rusia juga sering terlibat peperangan.
Salah satunya adalah Perang Dingin ketika Rusia masih bernama Uni Soviet.
Kini, peperangan antara keduanya berlanjut dalam perang Rusia dan Ukraina di mana AS mendukung Ukraina dengan memberi mereka senjata untuk melawan Rusia.
Nah, kini, militer ASmengumumkan pada hari Jumat (26/8/2022) kemarin bahwa mereka akan meningkatkan kehadirannya di wilayah Arktik.
Apakah ini ada hubungannya dengan Rusia dan Vladimir Putin?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (27/8/2022), hal ini disebabkan meningkatnya kekhawatiran bahwa Rusia meningkatkan kehadiran militernya sendiri di wilayah tersebut.
Washington telah memutuskan untuk menunjuk seorang duta besar baru di kawasan itu untuk memajukan kepentingan AS.
Menurut The Daily Mail,seorang juru bicara mengatakan bahwa Duta Besar akan bekerja dengan berbagai organisasi pemerintah dan non-pemerintah, termasuk kelompok adat.
“Duta Besar untuk wilayah Arktik akan memajukan kebijakan AS di Arktik."
"Seperti terlibat dengan rekan-rekan di negara-negara Arktik dan non-Arktik serta kelompok Pribumi."
"Mereka juga akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan domestik, termasuk negara bagian, lokal, dan pemerintah suku, bisnis, lembaga akademis, organisasi nirlaba, lembaga pemerintah federal lainnya, dan Kongres.”
Langkah ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran di Washington bahwa Rusia dan China mendapatkan akses ke aset strategis seperti saluran air dan wilayah yang sebagian terbantu oleh pemanasan global.
Diperkirakan ada 30 triliun Dollar AS sumber daya di bawah medan Arktik.
Pada saat yang sama Rusia telah membangun 13 pangkalan udara militer baru di wilayah tersebut, beberapa di antaranya di situs era Soviet.
Moskow juga meningkatkan patroli yang dilakukan oleh pencegat Mig-31BM Foxhound dan pembom Tu-22M3 yang diluncurkan dari pangkalan-pangkalan ini.
Dalam beberapa tahun terakhir mereka juga telah mengembangkan sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 dan jarak menengah SA-17.
NATO telah menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya pengaruh militerRusia di Kutub Utara.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melakukan perjalanan ke Arktik Kanada pada minggu ini untuk menilai pertahanan Ottawa terhadap kemungkinan serangan dari Moskow.
Stoltenberg mengunjungi stasiun radar Sistem Peringatan Utara di Teluk Cambridge, Nunavut.
Pangkalan itu akan dimodernisasi sebagai bagian dari perbaikan NORAD, sistem pertahanan udara Amerika Utara.
Stoltenberg memperingatkan bahwa Kutub Utara akan menjadi "jalan terpendek" untuk serangan Rusia.
“Jalur terpendek ke Amerika Utara untuk rudal atau pembom Rusia adalah melalui Kutub Utara," ungkap Stoltenberg.
“Ini membuat peran NORAD menjadi vital bagi Amerika Utara dan NATO.”
Stoltenberg juga mengeluarkan peringatan tentang niat Presiden Rusia Vladimir Putin di wilayah tersebut.
“Kemampuan Rusia untuk mengganggu bala bantuan Sekutu melintasi Atlantik Utara adalah tantangan strategis bagi NATO," tutupStoltenberg.