Intisari-Online.com – Penguburan dengan membuat lubang di tanah menjadi hal biasa di antara penduduk asli pantai barat laut Amerika.
Namun, bagi orang-orang suku Haida, daripada menguburkan secara individu, maka mereka menempatkan sisa-sisa orang yang telah meninggal ke dalam lubang terbuka besar di belakang desa mereka.
Ritual pemakaman yang dilakukan oleh suku ini bukannya pembalseman, peti mati, atau kremasi, tetapi sisa-sisa ini dibiarkan alam, yang menurut laporan tertulis, mengakibatkan bau busuk di desa-desa ini.
Praktik itu berakhir beberapa saat setelah kontak kulit putih di Amerika, dan ritual itu dilarang sekarang.
Meskipun penguburan yang paling sederhana ini agak biasa-biasa saja, yang menarik dari praktik Haida adalah praktik ini diperuntukkan bagi rakyat jelata.
Kepala suku, dukun, atau prajurit yang telah meninggal menerima perlakuan yang lebih baik.
Karena laki-laki dari kelas ini sangat dihormati dan diakui dalam masyarakat Haida, maka penguburan mereka sedikit lebih berbeda.
Untuk penguburan khusus ini, maka jenazahnya diawetkan dalam kotak kayu kecil.
Namun, karena kotak yang terlalu kecil untuk menampung tubuh manusia dewasa, jadi jenazahnya terlebih dahulu dihancurkan dengan tongkat agar muat di dalamnya.
Kotak itu lalu ditempatkan di atas tiang totem pemakaman di depan rumah panjang suku pria itu.
Tiang-tiang totem pemakaman itu menampilkan berbagai ikon yang berbeda, yang bertindak sebagai penjaga arwah pria itu saat perjalanan ke dunia berikutnya.
Suku Haida mempercayai, bahwa setelah kematian maka jiwa seseorang dilepaskan dan diambil oleh anggota keluarga yang baru lahir.
Ketika seorang anak baru lahir, mereka akan melihat tindakan dan ciri-cirinya, mencari tanda-tanda jiwa siapa yang anak itu warisi.
Rumah mereka bertindak sebagai perlindungan jiwa-jiwa ini sampai mati, ketika siklus itu akan berulang.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari