Ketika saudara-saudara berebut untuk naik takhta, dia mendapatkan ‘pandangan’ Buddha yang menyuruhnya membawa kedamaian dan kemakmuran bagi dunia.
Maka, dia mengambil kesempatan untuk mengubah nasibnya dan dinobatkan sebagai Permasuri Tibet pada 24 September 842.
Yangchen kemudian menikahi Li pada hari yang sama dan Li dinobatkan sebagai Kaisar.
Yangchen kemudian mengusir saudara-saudaranya ke India untuk meastikan agar tidak dikhianati.
Dia pun berangkat untuk mengkonsolidasikan kekaisaran.
Dia egois dan kejam selama masa pemerintahannya, bahkan menyerang Kaisar Devapala dari Kekaisaran Pala.
Dia memperingatkan Kaisar Devapala bahwa dia akan menjadi pelayannya atau melarikan diri.
Dia juga menaklukkan bagian Kazakhstan, Cina utara, Mongolia, Afghanistan, dan Pakistan dan memperlakukan orang-orang yang ditaklukkannya dengan keras.
Dia juga mengklaim dirinya bahwa dia adalah Buddha dan mendapatkan mandat surga.
Selama pemerintahannya terjadi pemberontakan besar yang ingin menjatuhkam rezim.
Pemberontakan meningkat dan mencapai Lhasa, Istana Potala dibakar dan peninggalan dihancurkan.
Permaisuri Yangchen memerintahkan pasukannya untuk membunuh para pemberontak secara brutal!.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR