Sebagai tanggapan, Satuye lalu mengembangkan strategi, yaitu pria Garifuna menyamar dengan pakaian wanita.
Ketika Inggris memasuki kota-kota Garifuna, mereka tidak siap, sehingga tidka mengharapkan perlawanan dari laki-laki.
Mereka berasumsi hanya perempuan yang ada di rumah di desa.
Karena berpakaian sebagai wanita, maka para prajurit pria menyerang Inggris dan membuat pasukan itu lengah.
Begitulah cara Garifuna dengan cerdik menipu Inggris.
Di Wanaragua, penarinya selalu laki-laki tetapi mengenakan kostum wanita yang rumit.
Gaun itu mencapai lutut atau di bawah, lalu melakukan penyamaran yang menutupi dan menyembunyikan tubuh.
Dengan mencolok mereka menggunakan banyak pita berwarna, cermin, kertas emas, dan cangkang hias.
Kostum terdiri dari tiga elemen utama, yaitu topeng, hiasan kepala, dan pakaian wanita.
Ada tambahan yang sangat penting, yaitu pita berwarna di bagian belakang gaun dan mainan kerincingan kecil yang melekat pada betis.
Melansir dari wilderutopia, penari menggunakan pita berwarna ini untuk menonjolkan gerakan lengan dan jeda dalam ritme seperti belokan.
Kerincingan juga menekankan ritme yang ditandai dengan langkah kaki.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR