'….. Saya yang Membawa', Kisah Putri Presiden Soekarno dan Cucu Presiden Soeharto Pernah Jadi Anggota Paskibraka Pembawa Baki

K. Tatik Wardayati

Penulis

Putri Presiden Soekarno dan cucu Presiden Soeharto pernah jadi paskibraka pembawa baki, dari kiri: Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarno Putri, dan Danty Rukmana.
Putri Presiden Soekarno dan cucu Presiden Soeharto pernah jadi paskibraka pembawa baki, dari kiri: Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarno Putri, dan Danty Rukmana.

Intisari-Online.com – Memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-77, ada banyak cara untuk mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan.

Berkarya dan membangun daerah masing-masing merupakan salah satu cara, termasuk menjadi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka)

Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima Republik Indonesia, menceritakan pengalamannya saat menjadi pembawa baki bendera pusaka.

Megawati menjadi pembawa bendera pusaka sebagai salah satu pasukan pengibar bendera pada upacara peringatan HUT RI ke-19 tahun 1964.

Ketika itu, Megawati membawa bendera pusaka asli yang dijahit ibunya, Fatmawati.

“Saya pun sebetulnya Purna-(Paskibraka) juga. Karena saya pernah menjadi seperti kalian. Pembawa bendera pusaka,” kata Megawati, saat memberikan pengarahan kepada Purna-Paskibraka Duta Pancasila di Istana Merdeka, seperti ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, mengutip Kompas.com (19/8/2021).

“Kalau saya waktu itu Alhamdulillah masih asli. Saya yang membawa,” kata Megawati.

Megawati juga mengungkapkan sejarah bendera Merah Putih, yang warna merah dan putih diambil dari umbul-umbul pada zaman kerajaan Majapahit.

Umbul-umbul yang digunakan ketika itu mengambil warna merah dan putih dari gula kelapa.

“Merah artinya berani, putih suci. Jadi bukan sembarangan. Yang menjahit bendera kebetulan ibu saya, Ibu Fatmawati,” ucap Megawati.

Megawati juga mengungkapkan bahwa ibunya menjahit bendera pusaka saat Indonesia masih dijajah Jepang.

Bak bertanya pada diri sendiri, Megawati pun bertanya apakah ibunya tidak takut menjahit bendera di masa penjajahan.

“Siapa yang tidak takut. Cerita soal bendera pusaka itu juga tidak ada (jarang diceritakan) bahwa (bendera) pernah dipisah (setelah dijahit). Ini sejarah Republik Indonesia,” tutur Megawati.

“Jadi waktu sebelum kemerdekaan ibu saya disuruh bapak saya (Soekarno), ini bukannya nostalgia. Ini sejarah. Ibu saya disuruh menjahit mencari warna merah itu ternyata sulit,” kata Megawati.

Kebetulan pada saat itu ada seorang pengusaha Jepang di Indonesia, Shimizu yang membantu mencarikan kain warna merah.

Bendera Pusaka dijahit oleh Fatmawati pada Oktober 1944, dua minggu sebelum kelahiran putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra, menjahitnya setelah Jepang mengizinkan pengibaran bendera Merah Putih dan dikumandangkannya lagu ‘Indonesia Raya’.

Kain yang didapatkan itu kemudian diantarkan langsung ke rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur, mengutip Harian Kompas edisi 16 Agustus 1975.

Namun, karena kondisi kandungan Fatmawatiyang sudah mendekati kelahiran, maka dokter melarangnya untuk menggunakan mesin jahit kaki, akhirnya terpaksa menjahit bendera dengan kedua tangannya.

Bendera itu pun selesai dijahit dalam waktu dua hari dan menjadikannya sebagai yang terbesar di Jakarta setiap kali dikibarkan di halaman rumahnya.

Bendera hasil jahitan Fatmawati itu digunakan ketika upacara Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Namun, ketika Belanda menduduki Yogyakarta pada tahun 1948, diceritakan bendera pusaka terpaksa dibelah menjadi dua oleh Mutahar yang ditugaskan oleh Soekarno untuk menyelamatkannya, barulah setelah keadaan aman, bendera itu dijahit kembali seperti semula.

Mengutip dari Sumsel.Tribunnews, selain Megawati, putri Presiden Soekarno lainnya yang juga pernah menjadi anggota Paskibraka di Istana Negara pada upacara 17 Agustus adalah Rachmawati Soekarno Putri.

Rachmawati menjadi anggota Paskibraka pada upacara 17 Agustus 1966, juga sebagai pembawa baki.

Cucu Presiden Soeharto pun pembawa baki

Tidak hanya Megawati Soekarnoputri yang adalah Putri Presiden Soekarno yang menjadi paskibraka pembawa baki, cucu Presiden Soeharto pun demikian.

Tepatnya pada upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-45, Danty Rukmana, cucu Soeharto yang juga putri dari Tutut Soeharto, pernah menjadi Paskibraka pembawa baki.

Mengutip dari tribunnewsmaker.com (17/8/2020), meskipun punya kakek seorang presiden, namun Danty mengikuti seleksi murni dengan usahanya sendiri dan tak ingin keluarganya ikut campur.

Dia mewakili DKI Jakarta sebagai paskibra pembawa baki yang menerima bendera pusaka dari eyangnya sendiri, Presiden Soeharto.

Baca Juga: Sempat Bercanda Sebelum Meninggal dan Diduga Karena Disantet Orang, Ini Fakta yang Sesungguhnya Pembawa Baki Paskibra Desak Putu Tiara yang Meninggal Misterius

Baca Juga: Meninggal Saat Latihan, Inilah Desta Veny Rahayu, Anak Petani yang Terpilih Jadi Paskibraka Asal Jambi Ini Meninggal Karena Pecah Pembuluh Darah, Sempat Mual dan Pusing Saat Latihan

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait