Penulis
Intisari-Online.com – Kabar duka kembali menyelimuti pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) di tengah persiapan mereka menyambut detik-detik HUT Proklamasi RI.
Setelah Aurellia Qurrota Ain, seorang Paskibraka asal Tangerang Selatan yang meninggal saat pemusatan latihan Paskibraka pada tahun 2019.
Kini, salah satu anggota Paskibraka asal Kerinci, Jambi, yaitu Desta Veny Rahayu, meninggal saat menjalani pemusatan latihan, pada Minggu (8/8/2021).
Menurut penjelasan keluarga, Desta meninggal karena pecah pembuluh darah.
"Manager rumah sakit yang langsung mengatakan, kalau Desta mengalami pecah pembuluh darah di bagian kepala, karena kelelahan," kata kakak Desta, Rangga Prasetya, melalui sambungan telepon, Rabu (11/8/2021).
Rangga menceritakan, awalnya Desta mengalami pusing dan mual pada Sabtu (7/8/2021) pada siang hari dan sempat dua kali pingsan hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Mendengar kabar Desta dilarikan ke rumah sakit, Rangga bersama ayahnya langsung berangkat dari Kerinci menuju Jambi sekitar pukul 9.30 WIB.
Sayangnya, dalam perjalanan dan baru sampai di Merangin, mereka mendapat kabar bahwa Desa telah meninggal dunia.
Rangga pun meninggalkan ayahnya di Merangin, karena kondisinya yang sangat syok dan menunggu jemputan dari Kerinci.
Sedangkan Rangga melanjutkan perjalanan untuk menjemput jenazah adiknya di rumah sakit.
Larang beritahu keluarga
Menurut Rangga, Desa terlalu bersemangat untuk berlatih, dia benar-benar ingin membanggakan orangtuanya.
Saking semangatnya, Desta bahkan mengabaikan dirinya yang kelelahan.
Ketika Desta mengalami sakit dan sang pelatih Paskibra ingin menghubungi keluarga, langsung dicegah oleh Desta sendiri.
"Dia tidak boleh pihak Dispora menghubungi orangtua. Karena dia (Desta) takut, orangtuanya akan khawatir dan cemas," kata Rangga lagi.
Menurut rangga, Desta tidak memiliki riwayat penyakit.
Tes kesehatan dan tes Covid-19 sebagai syarat, sudah terpenuhi, itu berarti Desta dalam keadaan sehat.
Kasi Kreativitas Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Diskepora Provinsi Jambi Devi Wiyanti Azwar mengatakan, sebelum meninggal, Desta mengeluhkan sakit kepala dan mual.
"Dua hari Desta mengalami sakit kepala dan mual. Pelatih sudah menyuruhnya untuk istirahat. Tekadnya kuat, usai istirahat sebentar kembali lagi latihan," kata Devi.
Menurut Devi, latihan di tengah pandemi membuat semua Paskibraka harus mengenakan masker.
Namun dia meyakini, bahwa hal itu tidak mengganggu sirkulasi pernapasan para Paskibraka, apalagi latihan diatur sedikit lebih ringan.
Saat pandemi seperti sekarang ini, latihan dimulai pukul 07.00-10.00 WIB, kemudian disambung pada sore hari, mulai pukul 14.00-17.00 WIB.
Tidak hanya itu, peserta latihan pun mendapatkan fasilitas tidur di hotel berbintang.
Satu peserta mendapatkan satu kamar dan menerima fasilitas sarapan, kudapan, makan siang, dan makan malam.
Termasuk Desta, kesehatan Paskibraka juga dijaga dan senantiasa diberi vitamin.
Namun, Devi juga heran, kesehatan Desta memburuk, tetapi dia memastikan bahwa Desta tidak memiliki penyakit bawaan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan surat kesehatan dari dokter yang menjadi syarat masuk Paskibraka.
Jenazah Desta dilepas Gubernur Jambi Al Haris menuju Kerinci pukul 12.00 WIB, yang tiba di Kerinci sekitar 22.30 WIB dan langsung dishalatkan.
Anak petani yang pantang menyerah
Menurut PZ Efendi, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kerinci, melalui sambungan telepon oleh Kompas.com, Rabu (11/8/2021), Desta berasal dari keluarga petani di Desa Bedeng Dua, Kecamatan Kayuaro Barat, Kabupaten Kerinci.
Ketika seleksi Paskibraka pada 2020, semangat juang Desta terlihat sangat kuat dan pantang menyerah.
Dalam seleksi itu, Desta mendapatkan nilai tinggi, oleh karenanya dipercaya mewakili Kerinci di tingkat provinsi.
"Dia sosok yang pendiam, tapi penuh tanggung jawab dan cerdas. Dalam latihan dia begitu bersemangat dan berambisi," kata Efendi.
Bungsu dari tiga bersaudara itu menyingkirkan 200 peserta dan terpilih mewakili Kerinci ke tingkat provinsi bersama tujuh rekan lainnya.
Mendapat penghargaan
Meskipun Desta belum selesai bertugas, menurut Devi, pemerintah tetap mengikutkan nama Desta dalam pengukuhan dan mendapatkan sertifikat.
“Desta tetap mendapatkan hak, sebagaimana anggota Paskibraka yang lain, setelah bertugas,” ujar Devi.
Pemerintah Kerinci juga sudah menyalurkan santunan dan bantuan sembako kepada orangtua Desta.
Diki, pelatih Paskibraka Jambi mengatakan, Desta adalah anak yang cerdas dan memiliki semangat juang yang tinggi.
Jarang sekali dia melakukan kesalahan selama latihan.
"Saat sakit juga, dia tetap latihan meskipun sudah ditegur agar beristirahat," ucap Diki.
Sejumlah kerabat dan teman dekat juga amat merasa kehilangan atas meninggalnya Desta.
Saat melepas langsung keberangkatan jenazah Desta dari Jambi ke Kerinci, Gubernur Jambi Al Haris, mengatakan bahwa Desta adalah sosok yang mengabdi pada negara sebagai Paskibraka, yang cinta pada Tanah Air.
Atas nama Pemerintah Provinsi Jambi, Gubernur Haris mengucapkan terima kasih atas untuk semangat yang luar biasa dari Desta.
"Tolong sampaikan kepada ayah bunda di Kerinci, kalau ada anak seperti ini, ingin membahagiakan orangtuanya hingga akhir hayatnya, surgalah tempatnya, insya Allah," tutur Haris. (Suwandi)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari