Jokowi, mengatakan kepada kepala polisi untuk mengungkapkan kebenaran apa adanya dan tidak menyembunyikan apa pun dari publik.
"Jangan sampai kepercayaan masyarakat terhadap polisi berkurang, itu yang terpenting. Kita tetap harus menjaga citra polisi," kata Presiden dalam video yang dirilis ke publik.
Bambang Rukminto, seorang peneliti di Institut Kajian Keamanan dan Strategis yang berbasis di Jakarta yang mengkhususkan diri di sektor kepolisian, mengatakan kasus ini selama sebulan telah mencengkeram perhatian publik dan outlet berita lokal.
"Dia adalah kepala urusan internal, dia ditugaskan untuk menegakkan aturan dan norma di dalam kepolisian. Tapi ternyata dia adalah otak di balik kejahatan brutal yang bisa merusak citra polisi ini," kata Bambang.
Kepolisian Indonesia disorot dunia
Ini bukan pertama kalinya Jokowi secara terbuka menegur kepala polisi dan memerintahkannya untuk mempercepat penyelidikan.
Dia sebelumnya mengatakan kepada Listyo untuk menangani kejahatan, seperti masalah dengan preman yang memeras biaya ilegal di pelabuhan utama Tanjung Priok Jakarta.
Namun, pembunuhan seorang petugas oleh petugas lainnya dan upaya menutup-nutupinya adalah kejahatan serius yang dapat memperburuk citra kepolisian yang sudah buruk di mata masyarakat global maupun Indonesia, kata Bambang.
"Kapolri mungkin terlihat lamban dan kurang inisiatif untuk menyelesaikan kasus ini, sehingga Presiden merasa perlu untuk mengungkap kasus ini di depan umum agar Kapolri bisa bertindak lebih cepat dan tegas," katanya.
Jika kasus ini tidak diselesaikan secara efisien, reputasi Indonesia dapat terpukul, yang akan merusak investasi dan perdagangan asing dan mempengaruhi upaya infrastruktur Presiden Jokowi, saran Bambang.
"Investor mungkin melihat penegakan hukum Indonesia lemah dan itu bisa merusak iklim investasi di sini," katanya.
Dia mengatakan itu bisa menciptakan ketidakpastian tentang kejahatan yang diselesaikan secara legal atau 'di bawah meja'.
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR