Namun, dia mampu membangun keseimbangan kekuatan di Mesir Kuno yang memungkinkannya untuk memiliki salah satu pemerintahan yang paling makmur dan stabil dalam sejarah Mesir Kuno.
Namun, pemerintahan Twosret terbebani oleh pergolakan politik pada akhir Dinasti Kesembilan Belas.
Kekuasaan dibagi antara pangeran kecil dan gubernur yang tidak memungkinkan Firaun untuk membangun dirinya dalam kekuasaan dengan cara yang stabil.
Twosret memerintah selama dua tahun, di mana ia mencari perdamaian eksternal Mesir kuno melalui kontak terus-menerus dengan negara-negara asing.
Tidak ada kampanye perang yang diketahui telah dilakukan di wilayah Nubia atau Suriah.
Hal ini menunjukkan perbedaan yang jelas dari para pendahulu laki-laki dalam sejarah Mesir.
Seperti yang dilakukan Hatshepsut pada saat itu, dia lebih memilih untuk memilih kebijakan non-perang atau ekspansionis dan melakukan kebijakan konstruktif di wilayah Mesir Kuno.
Sayangnya, penerusnya memulai kampanye "damnatio memoriae" untuk menghapusnya dari sejarah resmi Mesir Kuno.
Subversif dan perbedaan selalu secara sistematis menciptakan penolakan oleh kasta penguasa, seperti kasus Hatshepsut atau Akhenaten.
Para arkeolog menulis dia sebagai Firaun dengan pemerintahan yang singkat namun tidak kalah penting.
Bahkan mampu menguburkan dirinya di Lembah Para Raja, khususnya di KV 14.
Meskipun, keberadaannya hingga saat ini tidak diketahui di makamnya, yang direbut oleh firaun pertama dari dinasti kedua puluh.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari
Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR