Intisari-Online.com - Hujan lebat dengan badai terbesar terjadimelanda Seoul, Korea Selatan pada Senin (8/8/2022).
Akibat dari hujan lebat yang dibarengibadai terbesar itu terjadi banjir besar di Seoul dan sekitarnya.
Dilansir daribloomberg.com pada Selasa (9/8/2022), banjir besar membanjiri jalan-jalan dan stasiun kereta bawah tanah dan menyebabkan pemadaman listrik.
Akibatnya Presiden Korea SelatanYoon Suk Yeol mengadakan pertemuan darurat di Pusat Pengendalian Status Bencana dan Keselamatan Nasional negara itu.
Ini karena hujan badai itu membuang air sebanyak 141 milimeter (5,5 inci) per jam di beberapa bagian ibu kota Korea Selatan.
Hingga berita ini diturunkan,Kantor Berita Yonhap melaporkan 8 orang tewas dan 3 di antaranyatenggelam saat apartemen bawah tanah mereka terisi air.
Televisi lokal menunjukkan pengemudi meninggalkan mobil mereka di distrik kelas atas Gangnam dan penduduk berjalan di atas air setinggi lutut.
Namun itu belum apa-apa.
Diperkirakan hujan 300-350 milimeter lainnya akan turun hingga Kamis (11/8/2022, kata Badan Meteorologi Korea Selatan.
"Saya mendesak pihak berwenang untuk menerapkan tindakan habis-habisan sampai situasinya berakhir."
"Tujuannya untuk melindungiorang-orang dan harta bendanya," kata Presiden Yoon.
Presiden Yoon juga menambahkan, pemerintah harus mengubah manajemen bencana, dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim.
“Hujan deras diyakini berasal dari cuaca tidak normal yang disebabkan oleh perubahan iklim, dengan jumlah curah hujan per jam memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah pengamatan meteorologi di negara kita,” katanya.
Curah hujan yang luar biasa deras dan gelombang panas yang ekstrem telah melanda beberapa negara pada tahun ini dan menewaskan ribuan orang.
Badan Perlindungan Lingkungan AS mengatakan pemanasan global berkontribusi pada curah hujan yang lebih tinggi.
Sehingga udara yang lebih hangat memungkinkan awan badai yang lebih padat, yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak hujan.
Di Seoul sendiri, hujan deras yang dimulai pada hari Senin dan berlanjut hingga Selasa juga menyebabkan banjir di beberapa bagian pusat kota.
Disebutkan bahwa hujan badai ini merupakan yang tertinggi sejak 80 tahun yang lalu.
Sebab angka curah hujan per jam kali inimenjadi yang tertinggi sejak badai pada tahun 1942.
Pada saat itu, beberapa daerah di Seoul mengalamilebih banyak hujan dalam satu hari daripada yang biasanya.
Akibat dari kejadian itu, sedikitnya 163 orang kehilangan rumah dan 751 bangunan terendam banjir.
Selain Korea Selatan, Jepang juga dilanda hujan deras pada minggu inidan telah memicu beberapa masalah. Seperti tanah longsor dan menyebabkan belasan sungai meluap.
Beberapa bagian negara itu berada di bawah peringatan gelombang badai pada hari Selasa.
SementaraKorea Utara juga dilanda hujan lebat yang mengancam pertanian dan hutan, kata media resminya.