Intisari-Online.com - China marah ataskunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS)Nancy Pelosi ke Taiwan pada Minggu lalu.
Alhasil China meluncurkanlatihan militer skala besar, termasuk peluncuran rudal balistik.
Selain itu, latihan militer berlokasi diperairan sekitar Taiwan di utara, timur dan selatan, dengan beberapa latihan berjarak sekitar 10 mil dari pantai Taiwan.
Dua fakta itumembuat konflik China dan Taiwan ini mencapai titik tertinggi.
Meski begitu, pihak Amerika Serikat (AS) masih belum melakukan apa-apa.
Ini karena terakhir kali ada krisis antara China dan Taiwan, militer China kalah telak dari pasukan AS.
Dilansir darinbcnews.com pada Senin (8/8/2022),kejadian itu terjadi pada tahun1995-1996.
Pada saat itu,ketegangan melonjak antara Beijing dan Washington atas Taiwan.
Lalu Angkatan Laut AS mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan. Namun China tidak bisa berbuat apa-apa.
Padahal sejak pertengahan 1990-an, militer China telah mengalami transformasi.
Penyebab ketegangan antara China dan AS atas Taiwanitu terjadi karenakunjungan Presiden Taiwan ke AS, yang memicukemarahan dari China.
Selama krisis 1995-1996, China menggelar latihan militer tembakan langsung, mengeluarkan peringatan keras ke Taipei dan meluncurkan rudal ke perairan dekat Taiwan.
Tetapi militer AS menanggapi dengan unjuk kekuatan terbesar sejak Perang Vietnam.
AS mengirimkan serangkaian kapal perang ke daerah itu, termasuk dua kelompok kapal induk.
Kapal induk Nimitz dan kapal perang lainnya berlayar melalui jalur air sempit yang memisahkan China dan Taiwan, mendorong gagasan dominasi militer AS.
“Beijing harus tahu kekuatan militer terkuat di Pasifik barat adalah Amerika Serikat (AS),” kata Menteri Perrtahanan AS saat itu, William Perry.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) saat itu adalah pasukan militer dengan kekuatan berteknologi rendah.
Alhasil mereka bergerak lambatdan tidak dapat menandingi militer AS. Terlihat Angkatan Laut dan Udara China tidak dapat menjelajah terlalu jauh dari garis pantai China.
"AS mengirim kapal induk terbesarnya dantidak ada yang bisa mereka lakukan untuk itu," kata Matthew Kroenig, yang menjabat sebagai pejabat intelijen dan pertahanan di era Presiden Bush, Obama, dan Trump.
Pasukan China terlihatterkejut dengan tampilan teknologi tinggi militer AS dalam Perang Teluk pertama.
AkibatnyaBeijing menarik diri dan mengambil pelajaran berharga dari krisis 1995-96 itu.
Beberapa kekurangan China di antaranyamembutuhkan pengawasan satelit dan intelijen lainnya untuk melihat musuh dari atas, dan serta menambah angkatan laut dan udara.
Tapi kini situasi telah berubah dan berbeda jauh.
Tidak seperti pendahulunya, di bawah Presiden China Xi Jinping, kini China memiliki kekuatan militer yang serius, termasuk rudal pembunuh kapal, angkatan laut yang besar dan angkatan udara yang semakin mumpuni.
Kekuatan militer baru itu mengubah kalkulus strategis untuk AS dan Taiwan.