Bikin China Marah Besar, Pejabat AS Ini Nekat Tetap Akan Kunjungi Tempat Ini Meski Risikonya Akan Datangkan Reaksi Keras China

Tatik Ariyani

Editor

Kapal Induk USS Ronald Reagan
Kapal Induk USS Ronald Reagan

Intisari-Online.com -Suasana Laut China Selatan (LCS) kembali tegang karena seputar potensi kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada bulan Agustus, dengan kapal induk Amerika, USS Ronald Reagan, tiba di wilayah LCS.

Melansir The EurAsian Times, Kamis (28/7/2022), USS Ronald Reagan dan kelompok penyerangnya, yang mencakup kapal perusak peluru kendali dan kapal penjelajah peluru kendali, berangkat dari Singapura pada 25 Juli, menuju LCS.

Ini sesuai dengan informasi pelacakan kapal yang disediakan oleh think tank China Selatan yang berbasis di Beijing Inisiatif Penyelidikan Strategis Laut (SCSPI).

Pada 28 Juli, para pejabat Armada Ketujuh Angkatan Laut AS mengkonfirmasi penyebaran kapal induk ke wilayah LCS dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

USS Ronald Reagan dan kelompok penyerangnya sedang berlangsung, beroperasi di Laut China Selatan setelah kunjungan pelabuhan yang sukses ke Singapura,” Komandan Hayley Sims dari Armada Ketujuh mengatakan kepada Reuters.

Reagan melanjutkan "operasi normal dan terjadwal sebagai bagian dari patroli rutinnya untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tambah Sims.

Berita tentang kapal induk Amerika di LCS muncul setelah China mengancam akan melakukan serangan militer jika Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, mengunjungi Taiwan.

Berkaitan dengan rencana kunjungannya, Nancy Pelosi telah mengungkapkan jadwal perjalanannya ke Asia.

China sebelumnya menjanjikan reaksi keras jika politisi berpangkat tinggi itu mengunjungi Taiwan.

Dalam sebuah tweet yang diposting pada hari Minggu, Pelosi mengatakan dia akan berhenti di Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang, di mana dia akan “mengadakan pertemuan tingkat tinggi.”

Melansir Russian Today, Minggu (31/7/2022), berita itu muncul setelah laporan bahwa Pelosi dapat melakukan kunjungan mendadak ke Taiwan sebagai bagian dari perjalanannya.

China menganggap Taiwan, yang telah diperintah oleh pemerintah terpisah sejak akhir 1940-an, sebagai bagian dari wilayahnya.

Beijing sangat menentang segala bentuk pengakuan diplomatik Taiwan, termasuk kunjungan pejabat asing.

"Saya memimpin delegasi Kongres ke Indo-Pasifik untuk menegaskan kembali komitmen tak tergoyahkan Amerika kepada sekutu & teman kami di kawasan ini. Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan & Jepang, kami akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas bagaimana kami dapat memajukan minat & nilai bersama kami." — Nancy Pelosi (@SpeakerPelosi) 31 Juli 2022

Dalam percakapan telepon pada hari Kamis, Presiden China Xi Jinping memperingatkan rekannya dari AS, Joe Biden agar tidak berkunjung ke Taiwan dan mengakui "kemerdekaan" pulau itu.

“Mereka yang bermain api akan binasa karenanya. Diharapkan AS akan melihat dengan jelas tentang ini, ” kata Xi, menurut pembacaan resmi panggilan tersebut.

Meskipun tidak secara resmi mengakui Taiwan sebagai negara merdeka, AS telah mendukung pemerintah pulau itu dengan menjual senjata ke Taipei.

Beijing melakukan latihan militer dengan tembakan langsung pada hari Sabtu di lepas pantai provinsi tenggara Fujian, tepat di seberang selat antara daratan dan Taiwan.

Langkah itu dilakukan setelah laporan mengatakan bahwa China dapat mengirim pesawat tempur untuk "mengawal" pesawat Pelosi dan mencegahnya mendarat di Taiwan jika dia berusaha melakukannya.

Baca Juga: Sampai Joe Biden Terancam Dimakzulkan, Resesi Ekonomi Disebut Sudah Dimulai Karena Ekonomi Amerika Serikat Menyusut di Kuartal Kedua, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

Artikel Terkait