Satu sisi tempat itu dipisahkan untuk dewi Dhanlaxmi.
Mereka lalu menggambar lima kotak rangoli dengan tiga warna, yaitu merah, kuning, dan merah muda, di hadapan sang dewi.
Kemudian mereka memecahkan kelapa dan lampu dan dhoop.
Setelah itu, anak-anak akan dibuat berbaris di hadapan dewi dan pasangan akan mengoleskan pasta kunyit/chandan di bawah rahang bawah anak-anak.
Mereka kemudian menggambar dua kotak rangoli di setiap kaki kelima anak itu.
Mereka meletakkan piring daun modugu (jati bajingan) (satra) dan menyimpan uang logam Rs 5 atau uang kertas Rs 10 di bawah piring.
Anak-anak disajikan 5 kali bonam (makanan), gaarelu (vadas), atlu (dosas), chutney dan minyak.
Setelah anak-anak makan, pasangan itu akan dengan hati-hati mengubur piring di lubang di halaman mereka.
Demikian pula, mereka mencuci telapak tangan anak-anak dalam mangkuk besar dan menuangkan air ke dalam lubang.
Mereka melakukan perawatan ini secara simbolis untuk tidak membiarkan tanaman mereka menjadi mangsa hewan, yang perwakilannya di rumah adalah sapi, ayam, anjing, kucing, dan tikus.
Setelah itu, mereka menghormati anak-anak dengan menutupi lengan mereka dengan handuk putih baru, melansir telanganatoday.
Kemudian pria yang baru menikah itu memeluk setiap anak dengan mengucapkan 'Ram Ram' sementara istrinya bersujud di atas kaki mereka.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR