Namun tradisi memenggal kepala musuh ini mulai mengalami penurunan.
Tepatnya ketika suku-suku di daerah Nagaland, India, tempat suku Konyak berada, mulai memeluk agama Kristen.
Pada akhirnya, tradisi memenggal kepala musuh ini dilarang oleh pemerintah pada tahun 1935.
Namun, beberapa catatan menyebutkan bahwa kasus pengayauan terakhir terjadi pada tahun 1969.
Ini berarti bahwa beberapa prajurit Konyak terakhir yang ganas masih dapat dilacak di Nagaland.
Hal ini membuat seorang fotografer dan desain grafis asal Lebanon, Omar Reda, berani mendokumentasikan para pemburu dari suku Konyak.
Bahkan Omar Reda dengan sangat baik untuk mendokumentasikan generasi terakhir pemburu kepala suku Konyak.
“Selama kunjungan saya, saya melihat satu tengkorak manusia asli dengan dua tanduk yang menutup telinga," cerita Omar Reda.
"Mereka percaya bahwa itu mencegah prajurit yang terbunuh untuk mendengar apa yang dibicarakan orang yang masih hidup."
Suku Konyak percaya bahwa nenek moyang mereka datang ke wilayah Nagaland baik dari Longhong maupun dari Asia Tenggara.
Dan suku Konya sendiri menolak agama Kristen dan modernisasi lebih lama daripada suku lain di daerah itu.
Sebab mereka memandang tradisi pengayauan sebagai bagian penting dari kehidupan mereka.
Namun ketika agama Kristen tiba di wilayah Nagaland, ada banyak hal mulai berubah dan banyak kebiasaan, tradisi, dan praktik suku Konyak mulai perlahan menghilang.
Pada akhirnya, tradisi pengayauan yang brutal ini hilang pada 1960-an.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR