Jadi Simbol Keberanian dan Kekuatan, Inilah Pengayauan, Tradisi Brutal Suku Kayak Asal India yang Memenggal Kepala Musuh Sebanyak Mungkin

Mentari DP

Editor

Tradisi brutal suku Konyak di India.
Tradisi brutal suku Konyak di India.

Intisari-Online.com - Pernahkah Anda mendengar informasi mengenai suku Konyak?

Suku Konyak merupakan sebuah suku yang berada dinegara bagian timur laut India.

Suku ini juga disebut Suku Naga.

Tapi ada hal yang membuat merekaberbeda dari suku-suku lainnya. Apa itu?

Dilansir darithevintagenews.com pada Minggu (24/7/2022), menurut kepercayaan suku Konyak, setiap kepala manusia memiliki kekuatan.

Dan dalam beberapa dekade lalu, hal ini ditanggapi dengan cukup serius oleh anggota suku ini.

Ya, selama berabad-abad, memenggal kepala musuh adalah bagian integral dari budaya mereka, dan tampaknya itu adalah satu-satunya cara bagi seorang anak laki-laki untuk diantar ke kedewasaan.

Tradisi memenggal kepala musuh itu sendiri disebutpengayauan.

Di suku Konyak, jika Anda memenggal kepala musuh, maka sang pemburu akan mentato wajah mereka.

Tato wajah itu laludianggap sebagai simbol keberanian, kebanggaan, dan kekuatan besar prajurit.

Desain dan pola tato setiap pemburu bervariasi dan tergantung pada jumlah kepala yang dipenggal.

Semakin banyak musuh yang terbunuh, semakin rumit desain tatonya.

Namun tradisi memenggal kepala musuh ini mulai mengalami penurunan.

Tepatnya ketikasuku-suku di daerah Nagaland, India, tempat suku Konyak berada, mulai memeluk agama Kristen.

Pada akhirnya, tradisi memenggal kepala musuh ini dilarang oleh pemerintah pada tahun 1935.

Namun, beberapa catatan menyebutkan bahwa kasus pengayauan terakhir terjadi pada tahun 1969.

Ini berarti bahwa beberapa prajurit Konyak terakhir yang ganas masih dapat dilacak di Nagaland.

Hal ini membuat seorang fotografer dan desain grafis asal Lebanon,Omar Reda, berani mendokumentasikan para pemburu dari suku Konyak.

Bahkan Omar Reda dengan sangat baikuntuk mendokumentasikan generasi terakhir pemburu kepala suku Konyak.

“Selama kunjungan saya, saya melihat satu tengkorak manusia asli dengan dua tanduk yang menutup telinga," ceritaOmar Reda.

"Mereka percaya bahwa itu mencegah prajurit yang terbunuh untuk mendengar apa yang dibicarakan orang yang masih hidup."

Suku Konyak percaya bahwa nenek moyang mereka datang ke wilayah Nagaland baik dari Longhong maupun dari Asia Tenggara.

Dan suku Konya sendiri menolak agama Kristen dan modernisasi lebih lama daripada suku lain di daerah itu.

Sebab mereka memandang tradisi pengayauan sebagai bagian penting dari kehidupan mereka.

Namun ketika agama Kristentiba di wilayah Nagaland, ada banyak hal mulai berubah dan banyak kebiasaan, tradisi, dan praktik suku Konyak mulai perlahan menghilang.

Pada akhirnya, tradisi pengayauan yang brutal ini hilang pada 1960-an.

Baca Juga: Tak Hanya Suka Perang dengan Negara Lain, Rupanya Amerika Pernah 3 Kali Berperang denganSuku Terpencil Asal Florida Ini, Sampai Telan Biaya Jutaan Dolar!

Artikel Terkait