Pada bulan Oktober 1999, geng-geng milisi pro-Indonesia meneror dan membunuh orang Timor Timur di seluruh negara yang baru dibebaskan yang sekarang dikenal sebagai Timor Leste.
Pasukan Internasional untuk Timor Timur (INTERFET) yang dipimpin Australia dikerahkan dalam misi perdamaian untuk menghentikan kekerasan.
Di kota barat daya Suai, dekat perbatasan Indonesia, pasukan khusus Australia, Selandia Baru, dan Inggris telah memasang penghalang jalan untuk mengusir milisi yang tersisa.
Ketika sebuah truk mencoba menerobos penghalang jalan, tentara SAS Australia melepaskan tembakan, melukai empat orang Timor.
Keempat orang itu, bersama dengan 10 orang prajurit pasukan khusus yang dicurigai sebagai milisi, dibawa ke ibu kota, Dili, untuk diinterogasi.
Di Dili, orang-orang itu kemudian disalahkan atas penyergapan di dekat Suai yang menyebabkan dua tentara SAS Australia terluka.
Padahal ke-14 orang itu tidak terlibat. Tapi mereka telah ditangkap beberapa jam sebelum penyergapan.
Setibanya di Dili, orang-orang itu ditutup matanya dan diborgol saat mereka dibawa keluar dari helikopter Black Hawk oleh tentara Australia.
Empat korban luka dibawa ke rumah sakit.
Sementara 10 orang lainnya yang seharusnya dibawa ke fasilitas penahanan resmi di jantung ibu kota Timor Leste, malah di bawa ke pusat interogasi rahasia yang dikelola Australia di heliport Dili, tempat tentara SAS Australia ditempatkan.
Dibawa ke dalam tenda militer kecil yang panas, orang-orang itu ketakutan.
Di tengah interogasi, orang-orang itu ditutup matanya dan dipaksa duduk bersila dengan tangan terikat di tenda militer di bawah terik matahari.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR