Rela Lakukan Perjalanan 16.000 Kilometer Bolak-balik Naik Perahu, Begini Kisah Lady Mei sang Selir Tiongkok Kuno yang Menjelma Bangsawan Kuat

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Lady Mei, selir atau Gundik yang ditinggal mati suaminya
(Ilustrasi) Lady Mei, selir atau Gundik yang ditinggal mati suaminya

Intisari-Online.com -Pada tahun 2008, pekerja konstruksi China di kota Nanjing menemukan makam kuno seorang gundik kaisar.

Pada makam tersebut terdapat semacam prasasti batu nisan berusia 500 tahun lebih yang menorehkan kisah hidup seorang perempuan bernama Lady Mei.

Batu nisan itu menguraikan kisah Mei sebagai gundik yang compang-camping.

Dia berasal dari keluarga yang baik. Kakek buyutnya, Cheng, bertarung bersama Kaisar Gao selama “masa kekacauan sosial di akhir Dinasti Yuan.”

Ketika Gao memenangkan kendali kerajaan, dia menghadiahi Cheng dengan wilayah kekuasaan 1.000 rumah tangga.

Namun,Kakek buyutnya "diasingkan ke perbudakan" karena sebuah kesalahan.

Kakek dan ayahnya tampaknya bernasib lebih baik, tetapi masa kecil Mei tidaklah mudah.

Ia lahir pada tahun 1430 M dan dibesarkan di wilayah selatan Yunnan.

Lady Mei mungkin adalah seorang selir dan memiliki pribadi yangpendiam serta berperilaku baik.

Pada usia 14 tahun, ia menikah dengan Mu Bin, Adipati Qian yang berusia 47 tahun.

Mu Bin sudah memiliki dua istri bangsawan di Nanjing, tetapi menikahi Mei untuk merawatnya ketikadia dikirim ke Yunnan untuk memerintah.

Mei “membantunya dalam banyak hal,” terutama dengan memberinya seorang putra, Mu Cong (juga disebut sebagai Mu Zong), pada tahun 1449.

Tapi kemudian tragedi terjadi. Mu Bin meninggal karena sakit, Mei ditinggalkan saat usianya 21 tahun tanpa punya gelar dan sedikit klaim kekuasaan.

Namun, Mei melakukan lebih dari sekadar bertahan hidup hinggabisa dibilang menjadi salah satu wanita paling kuat di China.

Ketika putranya berusia enam tahun, Mei membawanya menemui kaisar di Nanjing.

Diamelakukan perjalanan 16.000 kilometer bersama dengan adipati generasi ketiga, tidak takut kesulitan dalam perjalanan.

Mereka berjalan bolak-balik dengan perahu dan kereta.

Mei menghabiskan 13 tahun berikutnya mendukung putranya saat dia memerintah Yunnan. Batu nisan mengisyaratkan dia menjadi semacam penguasa bayangan di belakang kekuasaan putranya.

Ketika dia berusia 39 tahun, Mei akhirnya dihadiahi oleh kaisar dengan gelar yang telah dia hindari selama 25 tahun: Duchess of Qian (secara teknis Janda Duchess, karena suaminya sudah meninggal).

Selama enam tahun berikutnya, dia menjadi penasehatputranya saatmemerintah China Selatan.

Dengan cinta dan kerja kerasnya, dia membesarkan dan mendidik anak itu, dan membesarkannya menjadi seorang pria yang memiliki kemampuan dan karakter moral yang baik.

Lady Mei meninggal pada tahun 1475 pada usia 45 dan menerima pemakaman pahlawan.

Baca Juga: Raja Kasunan Surakarta Punya 45 Gundik, Selain 'Ilmu Asmaragama' Ternyata Ini Ramuan Khusus Keperkasaan Raja Jawa yang Harus Diminum Setiap Pagi

(*)

Artikel Terkait