Pemerintah Sri Lanka mencetak lebih banyak rupee (mata uang Sri Lanka) untuk membayar pekerja.
Hal ini menyebabkan inflasi di Sri Lanka meningkat dan kondisi ekonominya semakin memburuk.
Pada tanggal (5/6), pemerintah Sri Lanka mengumumkan bahwa harga layanan transportasi di negara tersebut meningkat sebesar 128% dari bulan sebelumnya, sedangkan harga makanan meningkat sebesar 80%.
Mengutip Kompas.com, jika dibandingkan dengan Indonesia, utang luar negeri Sri Langka hanya sepertujuh dari utang Indonesia, yang tembus Rp6.094 triliun.
Pada bulan Mei utang Indonesia turun hingga berada di Rp6.094 triliun.
Meski jumlahnya jauh lebih banyak dari utang Sri Lanka Bank Indonesia memastikan utang Indonesia masih aman.
Dikatakan Bank Indonesia, memastikan struktur Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tetap sehat, karena didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
ULN Indonesia pada bulan Mei 2022 masih dalam kendali, ini dilihat dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang selalu terjaga di angka 32,3 persen.
Jumlah ini menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 32,6 persen.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa mencapai 86,7 persen dari total ULN.
Source | : | Kompas.com,RT |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR