Sementara waktu belajar mulai dari pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB, dan di sela istirahat makan siang, para siswa dapat melihat hewan ternak dan tanaman sayuran yang mereka pelihara dan tanam.
Hal unik yang juga menonjol dari SPI adalah bagaimana penyelenggaraan seleksi masuk sekolah ini.
Rupanya, sekolah yang berlokasi di Jalan Pandanrejo Nomor 2 Bumiaji, Batu, Jawa Timur ini menerima murid dari seluruh Indonesia yang beragam baik agama maupun suku.
Para siswa diseleksi secara administrasi dengan komposisi sesuai demografi Indonesia terdiri dari 40 persen Islam, 20 persen Kristen, 20 persen Katolik, Hindu 10 persen dan Buddha 10 persen.
Sekolah ini dicetuskan oleh Julianto Eka Putra, yang mengaku merasa terketuk hatinya setelah membaca pemberitaan sejumlah media yang mengabarkan ada anak bunuh diri karena keluarga tak mampu membiayai pendidikan.
Sehingga, ia pun berinisiatif membangun sekolah gratis untuk siswa miskin berlatar belakang multikultural, multietnis, dan multireligi.
Sayangnya, hal itu kini tercoreng dengan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap puluhan siswa SPI yang menjeratnya.
Bahkan, sebuah kejahatan yang diduga telah terkubur selama 2 dekade lamanya dan para korban belum mendapatkan keadilan yang seharusnya.
Baca Juga: Gampang Banget, Ini Cara Membuat Rendang Daging Qurban Sapi Sederhana, Ayo Coba
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR