Ritual-ritual itu merupakan bagian penting dari kehidupan orang Tibet, dan para operator pemakaman langit merasa dihargai saat mereka melakukan pekerjaan suci itu.
Operator pemakaman langit hanya beristirahat satu hari dalam sebulan, yaitu pada tanggal 19, melansir thelivingurn.
Ini karena, menurut sutra Buddhis Tibet, makhluk-makhluk suci di Surga berkumpul bersama pada hari di bulan ini, dan mereka tidak ingin melihat atau mencium bau darah.
Meskipun mungkin terdengar aneh bagi kebanyakan orang, atau setidaknya sangat berbeda, orang Tibet memiliki alasan yang sangat spesifik untuk praktik ini.
Salah satu alasan praktis pemakamanlangit adalah karena tidak banyak kayu yang dapat ditemukan, karnea sebagian besar Tibet berada di atas garis pohon.
Artinya, membakar tubuh hanya diperuntukkan bagi orang-orang dengan status sosial yang sangat tinggi.
Alasan praktis lain dilakukannya pemakaman langit adalah bahwa tanah di Tibet keras dan berbatu, yang membuat penggalian kuburan menjadi tantangan tersendiri.
Praktik pemakaman langit atau sky burial ini diakui oleh pemerintah pusat dan daerah Tibet, dan praktiknya sangat dilindungi.
Pemerintah melarang pengunjung luar untuk mengamati atau berpartisipasi dalam ritual dan tidak ada yang diizinkan untuk mengambil foto.
Praktik-praktik ini menunjukkan rasa hormat terhadap ritual dan orang mati itu sendiri.
Meskipun ada dua cara lain agar orang Tibet dapat meletakkan mayat mereka untuk ‘beristirahat’, kremasi dan penguburan air, namun pemakaman langit sangat populer dan dipraktikkan oleh sekitar 80 persen populasi.
Sebagai contoh, pemerintah pusat Tibet membangun krematorium yang tidak digunakan selama beberapa bulan.
Krematorium tersebut dibangun pada Oktober 2000, dan jenazah pertama dikremasi di sana baru selesai Januari 2001.
Kremasi tidak populer di kalangan orang Tibet karena tradisi ribuan tahun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR