Raden Wijaya di awal dia memimpin Majapahit, mengalami beberapa kali peristiwa pemberontakan.
Dikutip dari buku "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit", karya Prof Dr Slamet Muljana (2005), peristiwa pemberontakan pertama di Kerajaan Majapahit dilakukan oleh Rangga Lawe.
Putra Wiraraja itu memberontak karena tidak puas dengan keputusan Raden Wijaya dalam mengangkat pejabat kerajaan.
Pada awal memimpin Majapahit, Raden Wijaya mengangkat Nambi sebagai patih amangku bumi di Kerajaan Majapahit.
Menurut Rangga Lawe, peran dan jasa Nambi saat peperangan untuk mendirikan Kerajaan Majapahit, tidak sebanding dengan jabatan tinggi sebagai patih amangku bumi.
"Lawe agak kecewa bahwa yang menjadi patih amangku bumi di Kerajaan Majapahit bukannya Lembu Sora atau ia sendiri, tetapi Nambi," tulis Slamet dalam bukunya.
Peristiwa pemberontakan Rangga Lawe tidak disebut dalam Negerakretagama.
Dalam pararaton hanya disinggung saja dan diberi tarikh tahun saka Kuda Bhumi Paksaning Wong:1217 atau tahun masehi 1295.
Pemberontakan di awal Majapahit berikutnya terjadi pada tahun saka 1222 atau tahun masehi 1300.
Pemberontakan itu dilakukan oleh Lembu Sora, bawahan setia Raden Wijaya sejak runtuhnya Kerajaan Singasari.
Pemberontakan oleh Lembu Sora masih terkait dengan pemberontakan yang dilakukan Rangga Lawe, lima tahun sebelumnya.
Selain pemberontakan selama masa kepemimpinan Raden Wijaya, peristiwa pemberontakan juga terjadi saat Majapahit dipimpin oleh Jayanegara.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR